Home » » JPS Stop, Rumah Gaul YPI Jalan Terus

JPS Stop, Rumah Gaul YPI Jalan Terus

OLEH: AGUS SALAM
Sejak dana jaring pengaman sosial (JPS) dinyatakan berakhir di tahun 2002 silam, banyak program rumah singgah terpaksa ikut-ikutan berhenti dan bubar, baik yang dibentuk di kota propinsi maupun kabupaten. Di Jakarta juga demikian. Hanya saja, khusus rumah singgah untuk anak jalanan (Anjal), Jakarta masih bernapas lega karena ada rumah singgah yang terus menancapkan misinya untuk membantu kaum Anjal. Yayasan Pelita Ilmu (YPI), yang berada di jalan Kebon Baru IV Tebet, Jakarta Selatan hingga kini masih konsen dengan anak jalanan yang sudah sampai menyeberang hingga ke penyalahgunaan narkoba dan penyakit HIV.
Fokus kepedulian yang dibidik YPI dengan mendirikan rumah singgah ini tidak terlepas dari adanya pengamatan bahwa Anjal merupakan kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap bahaya narkoba dan seks bebas. Karena itu, kepada mereka (Anjal, --Red) wajib diberikan edukasi dini tentang kedua masalah tersebut.
Djadjat Sudradjat, salah satu koordinator program YPI menjelaskan, sejak didirikan tahun 1989, YPI sudah konsen terhadap pendidikan dan kesehatan masyarakat khususnya kaum remaja. Berbagai penyuluhan tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV masih gencar dilakukan hingga kini dengan menyasar kaum pelajar.
Sejalan dengan waktu, YPI menambah program layanannya dengan berperan aktif menekan masalah-masalah narkoba di kalangan remaja, --kelompok masyarakat di perkotaan yang cukup rentan terpengaruh terhadap barang haram tersebut. Upaya penyadaran dini terhadap remaja diawali dengan bekerja sama sekolah-sekolah dan melebar ke remaja-remaja yang suka nongrong di mall-mall serta berkembang kepada anak jalanan yang identik dengan nyamen, dagang dan lain-lain.
‘’Misi inilah yang mendorong kami untuk terus berkiprah di rumah singgah YPI. Sebagaimana kita ketahui anak jalanan ini sangat rawan dengan narkoba dan HIV karena kehidupan mereka cukup bebas di jalanan. Karena itu kita fokus melakukan edukasi kepada mereka melalui rumah singgah ini. Tapi kita menyebutnya rumah gaul. Istilah ini untuk menggugah mereka datang dan kita dapat memberikan edukasi tentang bahaya narkoba dan HIV atau AIDS. Mereka juga diberikan berbagai keterampilan sesuai kesukaan mereka,’’ katanya.
Menurut pengamatan tim YPI, sebut Sudrajad, awal mula anak jalanan tertarik untuk mencoba konsumsi narkoba dipicu oleh keseringan mereka merokok dan coba-coba campur narkoba, minum-minuman keras hingga sampai pergaulan bebas. Bahkan beberapa kasus yang dialami Anjal di bawah umur, mereka justru dijadikan kurir perdagangan narkoba. ‘’Ini lebih berbahaya lagi. Karena itu di rumah singah ini kita memberikan pengetahuan tentang dampak buruk narkoba dan meminta mereka untuk tidak terlibat dalam jalur perdagangan narkoba,’’ katanya.
Selain itu, YPI juga memberikan aneka pelatihan seperti komputer bagi mereka yang pernah putus sekolah, bermain musik, band dan teater. Sedangkan bagi mereka yang masih di bawah umur diikutkan ke dalam program Calistung (baca, tulis dan berhitung).
Dari beberapa program yang dimiliki Rumah Gaul YPI, olah vokal dan kursus musik banyak yang mendapat respon dari para pengamen. ‘’Mereka butuh wadah untuk mengekspresikan darah seni mereka. Rencananya, kita juga memberikan bantuan modal kepada mereka yang benar-benar berprestasi. Walau tidak berupa uang tetapi dengan kebutuhan peralatan yang mereka butuhkan Misalnya yang melirik usaha sablon, kita berikan cat dan alat menyablon. Begitu juga mereka yang suka musik atau membuat kue,’’ ujar Sudrajad.
Thanks for reading JPS Stop, Rumah Gaul YPI Jalan Terus

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar