Home » » SOKSIOLOGI: Sekali Lagi, Fokus

SOKSIOLOGI: Sekali Lagi, Fokus

Oleh: Pak Oles
Kita harus banyak belajar dari ilmu fotografi, yang sering dipraktekkan para tukang foto. Dia selalu gesit dan sigap mengejar dan menangkap momen-momen untuk dibidik. Jika terlambat atau lebih awal menjepret, jelas tidak pas momennya. Jika orang cantik seperti bidadari difoto saat menguap, kecantikannya tidak terlihat di foto hasil jepretan karena bibirnya dower, lubang hidungnya mengembang, mulutnya menganga dan mata menyipit. Jika orang kurang cantik dengan hidung agak pesek difoto saat tersenyum, dengan mata mengerling manja, tentu hasilnya akan lain, lebih cantik dari aslinya.
lmu yang patut dipelajari dari tukang foto itu adalah fokus, --fokus pada objek, cepat, tepat dan pas. Cepat gerakan untuk merespon dan mengumpan, tepat sasaran sesuai tujuan, dan pas waktu sesuai kebutuhan. Dari tukang fotolah kita harus belajar bekerja karena jika salah satu dari ketiga factor --cepat, tepat dan pas-- tidak dipenuhi, akan sia-sia sebuah pekerjaan. Di zaman kompetisi yang serba cepat, segala hal yang berbau lambat pasti ketinggalan jaman dan kereta. Zaman efisiensi mengharuskan serba tepat pasti segala hal yang bersifat tidak pasti dan ragu-ragu akan bangkrut. Karena di zaman yang mengenal waktu adalah uang dan kesempatan, jika tidak pas, pasti akan kehilangan momentum, energi pun habis percuma.
Sama halnya dengan tukang foto yang memiliki kamera bermasalah seperti lensa tidak bisa fokus, hasil foto jelas kabur dan buram. Meski tukang fotonya canggih dan sigap, jika lensa kamera tidak fokus, hasilnya pasti tidak berguna. Dari tukang fotolah kita belajar bahwa bekerja dengan fokus itu penting, untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat.
Kalau demikian penting dan mudah berpikir dan bertindak fokus untuk suatu keberhasilan, mungkin perlu bertanya dari mana datangnya fokus dan bagaimana caranya fokus. Sama halnya dengan kamera, --fokus kamera datang dari kamera itu sendiri, dari pabriknya. Caranya agar kamera bisa tetap fokus, tentu dirawat, jangan kena benturan, hindari debu dan lembab. Jadi bertindak dan berpikir fokus itu sudah ada di dalam diri, bukan dari orang lain, sekalipun lingkungan mempengaruhi. Yang terpenting adalah fokus bersumber dari dalam diri dan cara agar tetap fokus merupakan tugas setiap kita untuk mengasah setiap hari, -- belajar, bekerja dan berdoa merajut satu tujuan.
Sebuah prestasi yang tinggi pasti dilandasi pikiran, perkataan dan perbuatan yang fokus. Sebaliknya prestasi yang biasa-biasa dan jeblok, pasti juga dilandasi pikiran, perkataan dan perbuatan yang tidak fokus. Jadi sumber fokus adalah pikiran, yang menuntun perkataan dan perbuatan menuju fokus. Bila pikiran tidak fokus, pasti pekerjaan yang dihasilkan juga tidak fokus alias kurang maksimal (gagal). Orang yang paling tahu apakah pikirannya fokus atau tidak adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Orang lain hanya bisa melihat penampilan luar dan hasil akhir. Bisa saja penampilan luar seseorang kurang meyakinkan, tapi jika hasil akhirnya meyakinkan, pasti dia fokus. Bisa saja jika hasil akhir mengecewakan, tapi jika dalam proses ada perbaikan menuju kesempurnaan, pasti dia fokus.
Sebaliknya jika hasil sebuah karya secara kontinyu mengecewakan, berada di ambang batas, menyerah, pasrah dan ngedumel atau cenderung menuduh lingkungan sebagai penyebab ketidak-berhasilan, pasti tidak fokus. Ibarat pepatah, dalamnya laut bisa diduga, tetapi dalam pikiran siapa yang tahu. Marilah kita belajar dari sinar laser. Dengan kekuatan listrik yang sangat rendah bisa memotong baja. Tanya Kenapa?
Jawabannya karena fokus. Kekuatan fokus tidak bisa dianggap remeh. Dia bisa memindahkan gunung, menguatkan mental, menahan sakit, mengalahkan musuh atau mencapai target. Jika tidak fokus, tenaga dan mental jadi lemah, cengeng menahan sakit, dikalahkan pesaing atau target tidak pernah tercapai. Bila tidak mencapai target, bukan targetnya yang salah, tapi karena pikiran tidak fokus pada target. Ibarat pemburu menembak burung, target adalah objek burung. Bagaimanapun dekatnya burung, jika si pemburu tidak fokus, peluru pasti melenceng. Ya, yang terjadi justru menembak angin.
Pikiran fokus hendaknya dipraktekkan setiap individu untuk mengasah diri mencapai keberhasilan. Karena apapun yang dikerjakan, jika tidak dilandasi pikiran fokus pasti hasilnya tetap mengecewakan. Di sini, pikir hanya pada satu objek, jangan melirik-lirik. Tentu objek yang dipikirkan adalah yang diyakini secara lahir dan batin.
Cukup satu objek tapi objek yang mantap. Untuk bisa menetapkan satu objek yang mantap diperlukan perenungan dan perdebatan batin. Di ujung serangkaian perenungan ada jawaban dari suara hati untuk menerima atau menolak objek itu. Keyakinan akan tujuan merupakan syarat berpikir fokus. Kita harus cepat berpikir tapi lambat bertindak. Karena tindakan yang dilakukan jika diawali pikiran yang matang akan menghasilkan tujuan dan motivasi yang kuat. Jangan lakukan terbalik. Cepat bertindak, lambat berpikir. Tentu akan menghasilkan penyesalan karena masalah akan datang bertubi-tubi, akibat tindakan lambat berpikir dan cepat bertindak. Itulah salah satu ciri orang tidak fokus.
Apa yang membedakan artis yang karirnya melejit dan terus menanjak dengan artis yang merangkak, jatuh bangun, kawin-cerai? Jawabannya ada pada fokus. Orang yang fokus akan tumbuh dan berkembang. Sebaliknya orang yang tidak fokus akan jatuh bangun. Dalam bidang pekerjaan apa saja yang ditekuni, harus fokus. Seorang pemimpin keluarga, pemimpin perusahaan, pemimpin spiritual, menteri atau presiden akan jatuh terjerembab jika tidak fokus. Hanya saja dirinya yang bisa mengetahui penyebab tidak bisa fokus. Apakah karena uang, seks, jabatan atau faktor lain. Skandal korupsi, perselingkuhan atau intrik jabatan sering menjebloskan karir seseorang ke pintu lain karena tidak fokus pada pekerjaan.
Adanya doa di dalam kerja memperkuat fokus. Hanya saja, apakah setiap kita sudah memberikan kekuatan doa di dalam kerja? Kalau kurang atau belum, fokus kita mudah goyah. Berdoalah kepada Tuhan, untuk memohon keteguhan hati agar pikiran tidak mudah goyah ke kiri atau ke kanan agar segala tugas yang dilakukan selalu berada dalam jalanNya. Agar hati siap, bisa menyanyi dan menari sambil bekerja, tidak menangis, miris dan meringis. Agar hati siap setia dalam bekerja, menghadapi tantangan, maju menyelesaikan masalah, bukan lari dari masalah, lempar handuk atau lempar batu sembunyi tangan. Seperti Yesus pernah berkata dalam Lukas 9:62, Setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah. Untuk itulah kita harus fokus. Maju terus pantang mundur. Selalu siap tunaikan tugas dalam jalanNya.
Thanks for reading SOKSIOLOGI: Sekali Lagi, Fokus

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar