Home » » Driyarkara Berkarya Untuk Bangsa

Driyarkara Berkarya Untuk Bangsa

RESENSI BUKU
Oleh Nurul Maghfiroh*
Judul: Karya Lengkap Driyarkara: Esai-esai Filsafat Pemikir yang Terlibat Penuh dalam Perjuangan Bangsanya
Penyunting: A. Sudiarja, SJ, G. Budi Subanar, S.J, St. Sunardi, dkk
Penerbit;: Kanisius, Kompas, dan Gramedia,
Cetakan : 2007
Tebal : iii + 1501 halaman

Bangsa Indonesia didirikan oleh pejuang yang handal dan gagah berani. Pahlawan bangsa ini tidak hanya pandai perang dan menyusun strategi perjuangan menuju kemerdekaan. Mereka juga mahir dalam bidang lain, seperti filsafat, pendidikan, agama, social politik, ekonomi, sejarah dan seterusnya. Mereka juga memikirkan bagaimana bangsa dan negara Indonesia ke depan setelah merdeka.
Muncullah tokoh-tokoh besar seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, yang telah memimpin bangsa ini dengan hikmah. Selain tiga tokoh besar di atas tentunya masih banyak tokoh yang berperan di dalam mewujudkan kemerdekaan dan berpikir apa yang dilakukan setelah merebut kemerdekaan tersebut. Salah satu tokoh tersebut adalah Driyarkara.
Nama aslinya Soehirman, akan tetapi biasa dipanggil Djenthu, yang berarti kekar dan gemuk. Ia dilahirkan di lereng pegunungan Menoreh, Jawa Tengah tanggal 13 Juni 1913. Ia meninggal dunia di usia 53 tahun 8 bulan (12 Juni 1913-11 Februari 1967). Sang filsuf mulai menggunakan nama Driyarkara sewaktu masuk Girisonta tahun 1935, memulai hidup baru dalam Serikat Jesus (SJ). Sekarang namanya diabadikan sebuah sekolah tinggi filsafat di Jakarta.
Sosok pemikir
Nama besar Driyarkara dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tampaknya tidak cukup hanya dilukiskan dengan nama sebuah perguruan tinggi. Hadirnya buku setebal 1501 halaman ini akan semakin menambah deret panjang betapa alumnus program doktoral Universitas Georgia, Roma (selesai 1953) ini merupakan tokoh penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dengan hadirnya buku ini, tampak bahwa Rektor IKIP Sanata Dharma, sekarang Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (1955-1967) ini memang sosok pemikir. Dosen filsafat di St. Louis Amerika Seirkat, 1963-1964) ini memikirkan dengan serius masa depan bangsa Indonesia.
Buku setebal bantal dengan judul “Karya Lengkap Driyarkara: Esai-esai Filsafat Pemikir yang Terlibat Penuh dalam Perjuangan Bangsanya” ini merupakan panduan berharga bagi mereka yang ingin mengetahui lebih dekat siapa dan apa yang dipikirkan Driyarkara tentang bangsa, negara, filsafat, agama, pendidikan, sosial, etika, seni-budaya, dan lain sebagainya.
Buku ini setidaknya mengandung tiga pembahasan utama yang menjadi inti pemikiran Driyarkara dalam memikirkan bangsanya. Pertama, bidang filsafat. Menurut F. Danuwinata, SJ, semula Driyarkara hanya dikenal oleh kalangannya sendiri (Katolik) dan pembaca berbahasa Jawa (hlm xxviii). Kepakaran Driyarkara dalam bidang filsafat dibuktikan dengan disertasinya dengan judul “Participationis Cognitio in Existentia Dei Percipienda secundum Malebranche utrum Partem Habeat”.
Berkat pemahaman filsafat yang begitu mumpuni ini Driyarkara telah berhasil memasuki bidang ilmu lain seperti sosial, politik dan pendidikan. Mulai saat itulah ia tidak hanya dikenal oleh kalangannya sendiri melainkan masyarakat secara umum.
Lebih lanjut, melalui ketajaman pemikirannya Driyarakara mengajak pembaca dan masyarakat Indonesia untuk bangkit dengan mendalami wacana-wacana serius. Dengan modal inilah bangsa Indonesia akan lebih mudah keluar dari kungkungan penderitaan yang tak kunjung usai.
Kedua, bidang pendidikan. Driyarkara adalah seorang guru yang mampu menggugah semangat peserta didiknya. Driyarkara juga sangat akrab dengan dunia pendidikan. Pemikiran Driyarkara yang amat sering dikutip oleh tokoh, pemerhati, pengamat dan praktisi pendidikan adalah konsepsi tentang pendidikan. Menurut Driyarkara, pendidikan adalah proses pengangkatan manusia muda ketaraf insani. Dengan demikian, pendidikan adalah proses panjang dalam sejarah perjalanan hidup manusia.
Menegara dan menegarakan
Ketiga, keterlibatan Driyarkara dalam pembentukan Pancasila sebagai dasar negara. Driyarkara menyampaikan prasaran tentang Pancasila dan Religi yang disampaikan pada seminar Pancasila di Yogyakarta tanggal 17 Februari 1959, menjelang dekrit Presiden 5 Juli 1959. Gagasan Driyarkara tentang Pancasila dijelaskan secara lebih rinci dalam kaitannya dengan pola relasi antara manusia (masyarakat) dengan negara. Ia memaparkan apa yang disebut dengan menegara dan menegarakan. Menurutnya menegara dan menegarakan adalah aksi bersama. Manusia tidak bernegara, melainkan menegara. Ia menegarakan diri sendiri, sesama manusia, dan tanahnya dengan seluruh keadaannya (hlm 607).
Dengan membaca maha karya ini kita akan lebih mengetahui bahwa bangsa ini memang dipikirkan dengan matang oleh para founding fathers. Negara ini tidak ada dengan sendiri. Ia dibangun dengan susah payah. Maha karya ini selain dapat dijadikan sumber autentik dalam penelusuran sejarah kemerdekaan bangsa juga merupakan bentuk kepedulian seorang pendidik (guru) dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsanya. Buku yang dalam setiap memasuki bab baru diberi pengantar oleh penyuntingnnya tentang konteks lahirnya tulisan Driyarkara ini menarik dan mudah dipahami oleh pembaca awam sekalipun.
Akhirnya, hadirnya buku semoga mampu menggugah semangat kaum muda Indonesia untuk mampu berjuang dan memimpin bangsa ini di garis terdepan. Semoga.
*) Peresensi buku, asal Jember.
Thanks for reading Driyarkara Berkarya Untuk Bangsa

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar