Home » » Glaukoma Vs Katarak

Glaukoma Vs Katarak

OLEH: AGUS SALAM
Tidak banyak orang mengerti tentang penyakit glaukoma. Padahal penderita glaukoma sangat vatal. Penyakit ini membuat mata seorang pasien bisa mengalami kebutaan dan sulit untuk disembuhkan.
Berbeda dengan katarak, masyarakat mungkin belum akrab dengan penyakit glaukoma. Padahal keduanya sama-sama menyerang mata dan menyebabkan kebutaan. Bedanya, penglihatan akibat katarak masih bisa dipulihkan dengan operasi. Sedangkan glaukoma justru menyebabkan kebutaan sepanjang hayat. Karena itu deteksi sedini mungkin merupakan satu-satunya cara pencegahan alternatif yang bisa dilakukan seorang penderita.
Dr Ikke Sumantri, SpM menegaskan, glaukoma merupakan penyakit perusak saraf mata yang terjadi akibat tekanan bola mata atau tekanan intra okulat yang tinggi. ’’Pada mata normal, saraf berfungsi meneruskan bayangan ke otak. Di otak, bayangan tersebut akan bergabung di pusat penglihatan dan membentuk suatu sensasi penglihatan. Bila tekanan bola mata seseorang sudah di atas 21 mmHg, maka orang tersebut pantas dicurigai menderita glaukoma,” jelas dr Ikke, spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC) pada sebuah seminar Glaukoma di Jakarta.
Ketua Glaukoma Center JEC itu menilai, glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia setelah penyakit mata katarak. Glaukoma biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun. Tekanan pada bola mata ini dipicu oleh tersumbatnya akous humor, --cairan jernih yang ada di dalam bola mata bagian depan. Cairan ini secara teratur mengalir dari tempat pembentukan ke saluran keluar seperti air keran, urai staf pengajar Glaukoma Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM/ FKUI).
Glaukoma terjadi ketika produksi dari cairan bola mata meningkat atau cairan bola mata tidak mengalir dengan sempurna sehingga tekanan bola mata tinggi, serabut-serabut saraf di dalam saraf mata menjadi terjepit dan mengalami kematian. Akibatnya, hubungan penglihatan ke otak terganggu dan terjadi kebutaan.
Pada umumnya seseorang baru menyadari adanya titik buta pada waktu kerusakan serabut saraf optik sudah parah. Bila seluruh serabut saraf rusak, maka akan terjadi kebutaan total. ‘’Sering kali para pasien baru memeriksakan matanya ke dokter ketika penglihatannya sudah terganggu,’’ katanya.
Bila sudah demikian, tindakan yang bisa dilakukan kurang memuaskan. Bila harus dioperasi, banyak penderita berharap segala masalah glaukoma pada mata akan tuntas. Padahal operasi hanya memiliki peranan 40% dari total tindakan penyembuhan glaukoma. Selebihnya, perawatan secara berkala untuk mencegah kemungkinan tumbuhnya masalah lain. ‘’Karena bisa seminggu, sebulan atau setahun setelah operasi saluran serabut mata yang sudah dibenarkan, rusak lagi,’’ tambahnya.
Thanks for reading Glaukoma Vs Katarak

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar