Home » » Komotra Menanti Tarif Baru

Komotra Menanti Tarif Baru

OLEH: WAYAN NITA
Kampanye hemat energi yang dicanangkan Pemerintahan SBY-JK mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Drs Made Tarip Widarta, MSi, Kepala Terminal Central Parkir, Badung menilai rencana penghematan energi belum begitu dirasakan pihak pengelola usaha Komotra. Sejenis angkutan umum yang dikhususkan untuk membawa wisatawan. Baik yang akan berkunjung ke pantai Kuta maupun daerah sekitarnya.
Ia melihat tidak ada kesiapan dan strategi apapun untuk menghadapi kenaikan BBM ini. Karena, sebut Made Tarip, usaha ini tidak akan mati selama pariwisata di Bali tetap ada. Sehingga pemilik usaha Komotra belum memikirkan untuk menaikkan tarif bagi wisatawan.
Jika memang kenaikan BBM ini sudah ditetapkan, lanjut Made Tarip, baru tarif dinaikkan. Dan itu tentu akan ada kesepakatan dari pemerintah kota Denpasar dan Dinas Perhubungan. Tidak bisa sembarangan menentukan harga, karena itu akan berpengaruh juga pada kenyamanan wisatawan. Kalau harga bensin naik, tentu harga tiket juga naik. Tapi belum tentu pendapatan para supir Komotra itu ikut naik. Saat ini Dinas Perhubungan mempunyai Komotra sebanyak 34 armada. Armada itu akan membawa wisatawan sesuai dengan nomor urut yang dimiliki masing-masing armada. Meskipun sepi tamu, tapi Komotra tetap terparkir rapi di areal Central Parkir. “Karena kita kan tidak tahu kapan tamu itu datang. Bisa pagi, kadang sore juga masih ada,” ungkap Made tarip.
Untuk kesejahteraan sopir, sebut salah satu sopir Komotra yang tidak mau disebutkan namanya ini, hanya mendapatkan beberapa persen dari harga karcis. Tidak ada pendapatan lain di luar itu. Jika tidak ada tamu, sopir dari Tuban ini menegaskan, Komotra harus tetap parkir. Artinya bensin harus selalu penuh mengisi tangki, dan uang untuk membeli bensin ini diusahakan sendiri. Kadang satu bulan, satu armada bisa menghabiskan 90 liter bensin. Tapi saat tamu datang bak air mengalir, satu hari bisa mengangkut tamu sampai lima kali. Pendapatan itu tentu saja tidak bisa dihabiskan saat itu juga. Karena, ungkap bapak dua putra ini keuangan harus benar-benar diatur. Agar di musim paceklik atau tidak ada tamu, Komotra tetap bisa beroperasi. “Keuntungan yang tak seberapa itu masih harus dibagi untuk memenuhi kebutuhan dapur dan sekolah anak-anak,” ungkap pria yang telah 20 tahun mengabdikan dirinya di Komotra ini.
Thanks for reading Komotra Menanti Tarif Baru

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar