Home » » Esensi Di Balik Kenaikan BBM

Esensi Di Balik Kenaikan BBM

OLEH : AGUS SALAM
Tarik ulur rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintahan SBY-JK saat ini memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Aksi penolakan kenaikan BBM bermuara pada kecemasan meningkatnya inflasi yang dibarengi kenaikan harga barang dan jasa. Namun publik melupakan esensi persoalan di balik krisis minyak dunia.
Apa antisipasi jangka panjang kita menghadapi fenomena kelangkaan BBM? Solusi jangka pendek sudah ditawarkan oleh para praktisi ekonomi dan kalangan DPR. Langkah pertama, pemerintah melalui Pertamina meningkatkan skala produksi minyak dalam negeri. Kedua, pemerintah “menegur keras” pertamina untuk mengevaluasi distribusi BBM ke berbagai daerah agar tidak terjadi perdagangan BBM illegal. Ketiga, aparat keamanan menjadi mitra yang ditugasi agenda mengawal pendistribusian BBM. Keempat, membuat kebijakan strategis produksi biofuel tanpa harus mencaplok bahan baku pangan seperti kedelai, jagung dan kelapa sawit. Misalnya energi alternatif dari batubara, air sungai, arus laut, angin atau energi surya.
Sedangkan solusi jangka panjang dikemas dalam kampanye hemat energi yang saat ini masih sebatas wacana. Penghematan energi dalam skala yang luas harus menjadi sebuah gaya hidup yang membudaya. Hemat energi untuk sekala rumah tangga, industri termasuk transportasi dan kebutuhan publik lainnya.
Pemerintah menyodorkan data mengejutkan bahwa minyak bumi Indonesia akan habis sekitar 18 tahun ke depan, gas 60 tahun, dan batubara 150 tahun ke depan. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi masa depan penduduk negeri ini yang hidup dengan sedikit atau bahkan tanpa pasokan energi. Salah satunya penghematan energi diretas dalam bidang transportasi. Bidang ini cukup memberikan andil terbesar dalam penggunaan energi. Mengingat mobilitas manusia yang amat tinggi sekaligus indikasi denyut kehidupan dan pertumbuhan ekonomi.
Upi (45), sopir angkot S 16 jurusan Pasar Minggu – Kampung Melayu, Jakarta merasa risau dengan rencana pemerintah tersebut. Pria Betawi ini sudah bisa membayangkan jika BBM naik, pasti akan berpengaruh dengan volume penumpang. ’’Kalau BBM naik, kami harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli bensin. Belum lagi bayar setoran yang pasti bakal naik, dan penumpang yang sepi. Kami bisa mengeluarkan uang tambahan lagi sebesar 120.000,’’ katanya.
Sementara itu, pemerintah Propinsi DKI Jakarta terus mengoptimalkan program transportasi umum Busway yang merupakan sarana efektif, murah, aman, nyaman, dan cepat. Busway, merupakan transportasi yang bisa diharapkan untuk mengalihkan pengguna mobil pribadi ke transportasi umum. ‘’Karena itu, pemerintah DKI Jakarta, perlu melanjutkan program busway untuk mengatasi masalah tersebut,’’ kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Karena itu, DKI Jakarta berupaya mengelola sistem transportasi publik yang baik, efisien dan representatif seperti Busway, dan ini akan menjadi faktor kunci bagi penghematan energi. Dengan penentuan sistem dan penyediaan sarana transportasi massal dan efisien, diharapkan banyaknya pengguna mobil pribadi akan berkurang dan beralih kepada transportasi publik ini.
Thanks for reading Esensi Di Balik Kenaikan BBM

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar