Home » » Adrian Alexandra Siregar: ‘’Lindungi Mata Sejak Usia Lahir’’

Adrian Alexandra Siregar: ‘’Lindungi Mata Sejak Usia Lahir’’

Oleh: Heni Kurniawati
Banyak stimulasi yang mempengaruhi kecerdasan seorang, termasuk faktor penglihatan. Sebab mata bekerja sama dengan otak, otot dan sistem saraf. Melalui mata, gambar yang tertangkap, diolah dan diubah jadi suatu informasi yang berharga bagi si kecil. Mata memberikan informasi tentang segala hal yang ada di sekitar lingkungan bermain anak. Setiap waktu, mata dapat memberikan pesan yang membantu si kecil memahami dunia sejak dini.
District Manager Etika PT Wyeth Bali Nusra, Adrian Alexandra Siregar menjelaskan, mata anak-anak merupakan mata yang sedang tumbuh. Masa kritis perkembangan penglihatan terjadi sejak lahir hingga usia 6 bulan. Mata anak tidak sama dengan orang dewasa. Bayi yang baru lahir hanya dapat melihat benda secara buram. Namun setelah tambah usia, penglihatan jadi lebih baik dan sempurna.
”Bayi lahir tidak dapat langsung melihat dengan jelas. Mereka hanya menangkap gambar secara buram, ketajaman penglihatan, koordinasi penglihatan dan penglihatan warna berkembang pesat pada awal kehidupannya. Sebab masa kritis penglihatan ditentukan sejak lahir hingga usia enam bulan,” katanya.
Pada masa kritis, pertumbuhan penglihatan bayi kerap terjadi bahaya yang mengintai retina anak. Lensa mata bayi dan anak masih relatif jernih sehingga kemampuan menghambat sinar biru belum berkembang. Sinar biru merupakan sinar dengan gelombang 400-500 nm seperti di matahari, layar TV, komputer dan lampu neon.
Sinar tidak dapat dirasakan dan disadari, tetapi sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian sel dan penyakit pada retina. Bahkan, menyebabkan luka fotokimia di jaringan mata. Risiko tertinggi kerusakan akibat sinar biru terjadi pada usia dini karena pada usia 0-2 tahun, sekitar 70-80% sinar biru mencapai bagian belakang retina mata anak. “Retina bayi dan anak masih sangat rentan terhadap sinar biru dan radikal bebas. Jika sinar biru dan radikal bebas mengenai mata anak, maka penglihatan anak menjadi terganggu hingga dewasa kelak,” ujarnya.
Sebagai tindakan preventif, bayi harus mendapat ASI esklusif karena di dalam ASI jenis ini terkandung AA-DHA, vitamin A, karuten, turin dan lutein, --nutrisi penglihatan mata. Lutein sendiri berperan sebagai antioksidan, melindungi retina dari kerusakan akibat radikal bebas yang ditransfer oleh sinar biru, sekaligus sebagai filter sinar biru dan radikal bebas.
Selain ASI, lutein juga bisa diperoleh dari sayur-sayuran seperti bayam, labu kuning, wortel, brokoli, kuning telur dan kacang kapri. Kekurangan lutein dapat merusak retina mata. ”Tubuh tidak dapat membuat lutein sendiri dan harus diperoleh dari sayur-sayuran dan buah buahan. Bagi anak yang tidak menyukai sayuran dan tidak mendapat ASI maka alternative terakir adalah dengan memberikan susu formula yang memiliki kandungan lutein seperti susu Gold,” katanya.


Thanks for reading Adrian Alexandra Siregar: ‘’Lindungi Mata Sejak Usia Lahir’’

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar