Home » » Bali Miliki Satu Dokter Spesialis Glaukoma

Bali Miliki Satu Dokter Spesialis Glaukoma

Oleh: Heni Kurniawati
Setelah India dan Cina, Indonesia berada di urutan ketiga sebagai negara dengan penduduknya memiliki tingkat kebutaan terbanyak di dunia. Antara lain buta karena katarak dan glaukoma mencapai 1,5% dari total penduduk Indonesia sekitar 220 juta jiwa. Di Indonesia sendiri, penyakit glaukoma menempati posisi nomor dua setelah katarak. Glaukoma lebih potensial mengintai mereka yang berusia di atas 40 tahun, yang mayoritas tinggal di daerah pedesaan.
Bagi Perhimpunan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Bali khususnya dan Indonesia umumnya, fakta tersebut menjadi tantangan terbesar bagi dunia kedokteran mata. Karena selain masih terbatasnya fasilitas medik termasuk jumlah dokter spesialis mata.
Seperti diungkap Ketua Perdami Bali, dr I Putu Budhiastra, Sp.M, di daerah seribu pura ini baru 1 dokter spesialis glaukoma dari 25 orang dokter mata. Sementara jumlah kebutaan yang terjadi di Bali sudah mencapai 60 ribu penduduk atau 0,2% dari total penduduk Bali sebanyak 3,5 juta jiwa.
”Memang menjadi tantangan kami saat ini adalah keberadaan dokter spesialis mata yang masih sangat minim. Mengingat setiap 3,5 menit penduduk di Indonesia mengalami kebutaan. Semakin bertambahnya angka harapan hidup untuk lansia merupakan salah satu faktor penyebab glaukoma. Karena glaukoma banyak menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun,” katanya.
Bendahara Perdami, dr Agus Kusumadjaja, SpM menilai, banyaknya angka kebutaan di Indonesia dipengaruhi asupan nutrisi untuk mata yang sangat kurang. Selain itu minimnya pengetahuan dan persiapan masyarakat tentang penyakit mata.
Meski begitu, pengetahuan tentang glaukoma sangat penting agar penanganan dapat cepat diberikan sehingga tidak lebih parah. Untuk pelayanan medik, stadium awal dan tidak memiliki kerusakan sistem saraf mata (infeksi), dapat cepat diatasi dengan rutin memeriksakan mata. ”Pada dasarnya penyakit kebutaan dengan tingkat kerusakan yang parah tidak dapat disembuhkan secara total. Tetapi jika sejak awal mengetahui penyakit ini dan cepat tanggap serta diperiksakan atau berobat ke dokter secara rutin, penyakit ini dapat disembuhkan 100 persen. Asal saraf mata masih bagus dan tidak rusak,” tegas dr Kusumadjaja.
Di Bali, pasien yang menderita kebutaan terbanyak justru di kabupaten Karangasem, Negara dan Bangli. Untuk itu, aksi nyata yang dapat dilakukan Perdami Bali dengan bakti sosial langsung ke desa-desa sembari menggelar operasi mata.
Thanks for reading Bali Miliki Satu Dokter Spesialis Glaukoma

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar