Home » » Arsitek Cenderung Lupa Kearifan Lokal

Arsitek Cenderung Lupa Kearifan Lokal

Guru Besar Arsitek Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Prof Ing L M F Purwanto mengatakan, para arsitek sekarang cenderung melupakan kearifan lokal demi mengejar nilai ekonomis dan praktis. Bila dikaji lebih jauh, banyak nilai kearifan lokal terkandung dalam karya arsitektur tropis, kata jebolan Universitas Stuttgart Jerman tersebut.
Misalnya, bangunan kuno peninggalan zaman Belanda yang memiliki nilai kearifan lokal, cenderung mengadopsi arsitektur tropis. "Bangunan tersebut sampai sekarang masih dapat kita jumpai. Bahkan, banyak yang tetap berdiri kokoh," kata Purwanto. Namun, arsitektur tropis saat ini sudah mulai ditinggalkan para arsitek seiring kemajuan zaman.
Seharusnya para arsitek mulai menyadari dan berupaya untuk melestarikan bangunan dengan arsitektur tropis yang banyak mengandung kearifan lokal, serta memang lebih cocok diterapkan sesuai kondisi iklim di Indonesia, katanya.
Para arsitek, pinta Prof Purwanto, jangan sampai melupakan nilai kearifan lokal dalam menghasilkan sebuah karya arsitektur. Karena itu, para arsitektur dituntut lebih mempelajari dan mengeksplorasi nilai kearifan lokal agar dapat dikembangkan ke dalam karya arsitektur terutama arsitektur tropis.
Arsitektur tropis tidak bisa lagi diidentikkan dengan anggapan tradisional dan kuno, sebab karya arsitektur tropis sangat layak dikembangkan sesuai perkembangan zaman. Tentu dengan tidak menghilangkan nilai kearifan lokal dalam karya tersebut. Penggunaan material dan komponen modern dalam karya arsitektur tropis tidak dilarang, misalnya penggunaan kaca.
Meski kaca identik dengan simbol modernitas, namun penggunaannya dalam karya arsitektur tropis tidak harus ditinggalkan. Bahkan, pengembangan sebuah karya berbasis kaca yang berkualitas tinggi seperti smart windows (kaca pintar) yang bisa menahan sinar ultraviolet, dapat diterapkan.
Penggunaan simbol-simbol modernitas dalam komposisi yang seimbang, justru dapat memperkuat citra bangunan dengan arsitektur tropis, kata Purwanto. Selain itu, nilai ekonomis dan praktis sebaiknya juga perlu menjadi pertimbangan tambahan dalam menciptakan karya arsitektur tropis. Sudah saatnya karya arsitektur tropis dikembangkan tanpa meninggalkan nilai kearifan lokal, namun tetap mempertimbangkan nilai efisiensi dan ekonomis.
KORAN PAK OLES/EDISI 173/16-30 APRIL 2009
Thanks for reading Arsitek Cenderung Lupa Kearifan Lokal

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar