Home » » Brem Tingkatkan Ekonomi Warga Madiun

Brem Tingkatkan Ekonomi Warga Madiun

Brem, salah satu jajanan khas Madiun yang terbuat dari beras ketan, dinilai mampu menjadi salah satu sektor peningkatan ekonomi warga.Salah satu perajin brem, Prihartini, kepada ANTARA, mengatakan, industri rumah tangganya dilakukan dengan proses produksi yang sebagian besar masih tradisional.
Jajanan ini umumnya dibuat di Desa Kaliabu dan Desa Bancong Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Sejak puluhan tahun silam, daerah ini dikenal sebagai sentra industri rumah tangga brem, yang dinilai mampu menghidupi warga desa sekitar.
"Kami masih melakukannya dengan cara tradisional. Selain untuk mempertahankan cita rasa, hal ini merupakan usaha turun-temurun dari kakek nenek kami jaman dulu. Alhamdulillah, bisa bertahan sampai sekarang," ujarnya.
Menurut dia, meski hanya berupa industri rumah tangga, namun usaha yang ia geluti selama bertahun-tahun ini mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Demikian juga, dengan perajin brem lain di desa setempat. "Lumayan bisa menghidupi kami sekeluarga. Demikian juga dengan belasan pekerja yang lain," ujarnya.
Prihartini mengaku, setiap hari ia menghabiskan 1 hingga 2 kuintal beras ketan untuk dimasak menjadi brem. Ketan ini dimasak dalam empat panci besar yang terbagi dalam dua tungku.
Setelah masak, ketan tersebut didinginkan dan dimasukkan ke dalam bak plastik besar dan dicampur dengan ragi. Takaran yang dipakai, untuk 1 kuintal ketan akan dicampur dengan 1 kantong plastik ragi tape, kemudian ditutup plastik selama seminggu.
Setelah didiamkan seminggu, bahan dimasukkan ke alat pemeras yang dibuat sendiri dari kayu untuk diambil sari atau airnya. Sari tersebut lalu direbus hingga matang, baru dimasukkan ke mixer sesudah diberi campuran soda hingga berwarna putih kekuning-kuningan.
"Bahan itu kemudian dicetak dalam papan selebar 40 cm dan panjang 3 m dan diratakan agar ketebalannya merata, lalu didiamkan selama satu malam agar padat. Setelah padat baru dipotong-potong sesuai dengan selera untuk dikemas," katanya menerangkan.
Bagi perajin yang sudah maju, umumnya memanfaatkan tenaga pemasaran yang berkeliling ke kota-kota di luar Caruban. Namun ada juga yang hanya menunggu di rumah sekaligus tempat usahanya karena pedagang akan datang sendiri.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Madiun, Suhardi, mengungkapkan, meski hanya bersifat industri rumah tangga, brem di Kabupaten Madiun mampu meningkatkan sektor ekonomi di desa atau daerah sekitarnya. "Saat ini ada sekitar 56 unit usaha brem dari jumlah total 306 usaha yang ada di Kabupaten Madiun. Dari 56 unit usaha tersebut mampu memproduksi 495 ribu kg per tahun dengan nilai produksi sebesar Rp 5,1 miliar," katanya.
Karena bersifat industri rumah tangga atau industri kecil dan menengah (UKM), untuk perkembangannya dibutuhkan investasi yang besar. "Masalah umum yang dihadapi oleh UKM biasanya, selain modal yang "minim, juga teknologi dan pemasaran yang terbatas. Apalagi jika tidak ditunjang dengan inovasi produk," katanya.
Masalah lain yang dihadapi adalah semakin banyak jenis UKM brem. Namun para UKM ini tidak mau bersatu dalam pengelolaan dan pemasaran, sehingga menyulitkan dinas dan lembaga terkait untuk membinanya. "Mereka lebih memilih jalan sendiri-sendiri termasuk pemasarannya. Hal ini menyulitkan pemda untuk mengembangkan brem di Kabupaten Madiun ke wilayah yang lebih luas," katanya menerangkan.
Menyikapi hal tersebut, dinas koperasi bekerjasama dengan pihak terkait berupaya memberikan bantuan modal, baik melalui lembaga bank dan non bank, ataupun melakukan promosi seperti pameran lokal, regional, maupun nasional. "Selain itu, perajin brem juga dituntut untuk mempertahankan kualitas produk dan inovasi produk, sehingga konsumen lebih tertarik. Saat ini telah banyak diproduksi brem dengan beraneka rasa, seperti coklat, stroberi, dan durian. Sehingga konsumen bisa memilih sesuai selera," kata Suhardi.
Sementara itu, dinas koperasi setempat, telah menyediakan dana bergulirnya untuk penambahan modal UKM-UKM yang menjadi anggotanya. "Tahun ini jatah dana bergulir untuk UKM dari APBD Kabupaten sebesar Rp 600 juta, yang akan dibagikan kepada 58 UKM termasuk UKM brem. Bantuan ini lebih besar dari pada jatah tahun 2008 yang hanya Rp 500 juta," ungkap Suhardi.
Ia menambahkan, saat ini ada sekitar 30 ribu UKM di seluruh wilayah Kabupaten Madiun dengan berbagai jenis usaha yang telah terdaftar menjadi anggota dinas koperasi. Setiap anggota dilengkapi dengan kartu anggota untuk menghindari pemalsuan.
KORAN PAK OLES/EDISI 174/1-15 MEI 2009
Thanks for reading Brem Tingkatkan Ekonomi Warga Madiun

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar