Home » » Pola Hidup Picu Radang Paru Anak

Pola Hidup Picu Radang Paru Anak

Anggota aliansi strategis negara-negara Asia untuk pencegahan penyakit pneumonia (ASAP), Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro, SpA(K) menyatakan, pneumonia atau radang paru pada anak banyak dipicu pola hidup. ‘’Pola hidup yang kurang baik itu antara lain dapur dalam rumah sehingga asapnya tidak keluar dengan baik, orang tua yang merokok di dalam rumah, penggunaan bahan semprot maupun obat anti nyamuk yang dibakar,’’ kata Prof Sri Rezeki pada simposium ASAP di Denpasar, Sabtu (25/4).
Konsultan penyakit kronis dan infeksi di FKUI/RSCM Jakarta itu menilai, anak-anak yang terserang penyakit yang lebih dikenal sebagai paru-paru basah itu banyak ditemukan di wilayah timur Indonesia. Penyakit ini tersebar akibat bakteri yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat.
Di Indonesia, sebut Prof Sri Rezeki, penyakit itu sudah menyerang 6 juta orang per tahun dan dapat dicegah dengan makanan yang baik termasuk ASI. Prof Sri Rezeki mengajak masyarakat agar tidak anggap enteng penyakit yang ditandai dengan sesak nafas itu. Masyarakat diminta segera membawa anak ke rumah sakit jika diketahui sesak nafas. Di Asia Pasifik, sekitar 98 balita meninggal setiap jam.
Ditinjau dari burden of disease (besarnya angka kejadian penyakit), pneumokokus termasuk meningitis. Pneumonia dan bakteri kimia ini menyebabkan sekitar 2 juta nyawa melayang setiap tahun dan sekitar 700.000 sampai satu juta jiwa adalah balita. Penyebarap penyakit ini sangat mudah terjadi, karena bakteri pneumokokus hidup normal di dalam hidung dan tenggorokan.
“Penularan dapat terjadi melalui percikan ludah atau udara bebas, sehingga anak dapat dengan mudah terinfeksi tanpa memandang status dan lingkungan sekitarnya,” jelas Dr Ni Putu Siadi Purniti, SpA, dokter spesialis anak dari FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga diimbau agar memperhatikan kondisi masyarakat di negara berkembang yang rentan terserang pneumonia.
’’Jangan hanya negara maju yang diperhatikan oleh WHO. Kita semua juga harus bersatu bagaimana mengatasi keadaan ini, termasuk mencari dana jika pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk vaksinasi anak-anak. Semua pihak harus terlibat dalam penanggulangan penyakit ini, termasuk dokter, tenaga kesehatan dan wartawan. Semua kalangan harus memberikan advokasi kepada masyarakat bagaimana mencegah penyakit ini,’’ tandas dr Purniti yang juga didaulat menjadi salah satu pembicara itu.
ASAP Indonesia, katanya, memiliki komitmen untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pneumonia dengan cara saling tukar informasi dan melakukan pencegahan. Selain Prof Sri Rezeki, simposium itu menghadirkan pembicara Ketua IDAI Cabang Bali, dr Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA(K), dokter dari RSUP Sanglah, dr Ni Putu Siadi Purniati, SpA(K), dosen FK Unud, Prof dr Soetjiningsih, SpA(K) dan Sri Rezeki sendiri. (Wayan Nita/Ant)
KORAN PAK OLES/EDISI 174/1-15 MEI 2009
Thanks for reading Pola Hidup Picu Radang Paru Anak

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar