Di tengah berita hiruk pikuk pemilu legislatif yang penuh kontroversi, masyarakat kini disuguhkan sebuah “hiburan parodi” di layar televisi. Tingkah aneh, lucu dan menggelikan dari para calon wakil rakyat yang perpeluang kecil lolos menjadi anggota dewan legislatif. Calon legislator (caleg) yang perolehan suaranya minim, mulai menujukkan gejala stres. Bahkan gejala ini tidak hanya menimpa celeg yang bersangkutan, tetapi tim suksesnya juga menampakkan gejala serupa.
Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jateng, saat ini merawat sembilan pasien baru yang diduga stres, enam di antaranya caleg yang kalah dalam Pemilu 2009. "Sembilan orang stres itu berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Pekalongan. Namun maaf, kita tidak bisa menyebutkan identitas mereka, karena nggak etis," kata pengasuh Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba, Supono Mustajab.
Selain caleg, kata dia, di antara sembilan orang pasien baru yang datang pascapemilu itu merupakan tim sukses dan keluarga caleg yang mengalami depresi akibat kekalahan dalam pemilu.
Pasien-pasien baru itu seringkali mengigau minta uangnya yang telah dikeluarkan untuk pemilu dapat dikembalikan. Bahkan, ada pasien yang selalu ingin telanjang dan ada pula yang diam terus tanpa respons saat disapa. "Mereka saat ini dirawat 11 dokter, dua di antaranya spesialis kejiwaan dan saat ini kondisi pasien mulai tenang," katanya.
Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, menyiapkan 25 kamar khusus bagi caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April itu.
Ke-25 kamar yang disiapkan tersebut masing-masing berukuran 3x4 meter yang dilengkapi dengan kamar tidur, lemari pakaian, dan kamar mandi. Kamar yang disiapkan itu terbagi 15 untuk laki-laki dan 10 untuk perempuan, serta keluarga yang menunggunya akan diberi fasilitas tidur dan makan gratis.
Mengenai metode perawatan yang dijalankan, dia mengatakan, para pasien akan ditangani secara medis dan spiritual melalui siraman rohani setiap selesai salat. Selain itu dilakukan pula terapi mandi malam, istigasah, dan tahlilan.
Dari Solo dilaporkan, jumlah pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta naik tajam setelah berlangsung pemungutan suara Pemilu 9 April 2009. Sebelumnya, jumlah pasien yang berobat ke RSJD Surakarta rata-rata 100 orang per hari, tetapi pada Senin (13/4) naik mencapai 200 orang lebih, kata Humas RSJD Surakarta Diah Sri Mawarti.
"Mereka yang datang berobat terdiri dari pasien kambuhan dan pasien baru, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Saya belum tahu apakah ada caleg yang gagal terpilih terus masuk ke RSJD Surakarta," katanya.
Megenai caleg gagal yang berobat di RSJD Surakarta, ia mengatakan sulit dipantau karena saat berobat di rumah sakit ini mereka pasti telah menanggalkan semua identitas itu. "Sehari setelah pemungutan suara pemilu memang ada caleg asal Solo yang memeriksakan diri ke instalasi gawat darurat di rumah sakit ini, tetapi hanya kecapaian dan tensinya naik. Oleh dokter disarankan istirahat," katanya dilansir Antara.
KORAN PAK OLES/EDISI 173/16-30 APRIL 2009
Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jateng, saat ini merawat sembilan pasien baru yang diduga stres, enam di antaranya caleg yang kalah dalam Pemilu 2009. "Sembilan orang stres itu berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Pekalongan. Namun maaf, kita tidak bisa menyebutkan identitas mereka, karena nggak etis," kata pengasuh Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba, Supono Mustajab.
Selain caleg, kata dia, di antara sembilan orang pasien baru yang datang pascapemilu itu merupakan tim sukses dan keluarga caleg yang mengalami depresi akibat kekalahan dalam pemilu.
Pasien-pasien baru itu seringkali mengigau minta uangnya yang telah dikeluarkan untuk pemilu dapat dikembalikan. Bahkan, ada pasien yang selalu ingin telanjang dan ada pula yang diam terus tanpa respons saat disapa. "Mereka saat ini dirawat 11 dokter, dua di antaranya spesialis kejiwaan dan saat ini kondisi pasien mulai tenang," katanya.
Wisma Rehabilitasi Mental, Sosial, dan Narkoba di Desa Bungkanel, menyiapkan 25 kamar khusus bagi caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April itu.
Ke-25 kamar yang disiapkan tersebut masing-masing berukuran 3x4 meter yang dilengkapi dengan kamar tidur, lemari pakaian, dan kamar mandi. Kamar yang disiapkan itu terbagi 15 untuk laki-laki dan 10 untuk perempuan, serta keluarga yang menunggunya akan diberi fasilitas tidur dan makan gratis.
Mengenai metode perawatan yang dijalankan, dia mengatakan, para pasien akan ditangani secara medis dan spiritual melalui siraman rohani setiap selesai salat. Selain itu dilakukan pula terapi mandi malam, istigasah, dan tahlilan.
Dari Solo dilaporkan, jumlah pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta naik tajam setelah berlangsung pemungutan suara Pemilu 9 April 2009. Sebelumnya, jumlah pasien yang berobat ke RSJD Surakarta rata-rata 100 orang per hari, tetapi pada Senin (13/4) naik mencapai 200 orang lebih, kata Humas RSJD Surakarta Diah Sri Mawarti.
"Mereka yang datang berobat terdiri dari pasien kambuhan dan pasien baru, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Saya belum tahu apakah ada caleg yang gagal terpilih terus masuk ke RSJD Surakarta," katanya.
Megenai caleg gagal yang berobat di RSJD Surakarta, ia mengatakan sulit dipantau karena saat berobat di rumah sakit ini mereka pasti telah menanggalkan semua identitas itu. "Sehari setelah pemungutan suara pemilu memang ada caleg asal Solo yang memeriksakan diri ke instalasi gawat darurat di rumah sakit ini, tetapi hanya kecapaian dan tensinya naik. Oleh dokter disarankan istirahat," katanya dilansir Antara.
KORAN PAK OLES/EDISI 173/16-30 APRIL 2009
0 komentar:
Posting Komentar