Budayawan dan cendekiawan, Prof. Eko Budihardjo menawarkan resep bagi para calon legislator agar tidak stres bila kelak gagal terpilih dalam Pemilu 2009.
Pertarungan antarcaleg dalam Pemilu 2009 memang menguras banyak uang, pikiran, dan tenaga para politikus, sehingga bila kelak gagal, berpotensi menimbulkan gangguan kejiwaan.
Namun, menurut mantan Rektor Undip Semarang dua periode itu, ancaman stres, depresi, skizofrenia, dan gangguan kejiwaan lainnya bisa dieliminasi bila mereka "legawa" atau berlapang dada menerima kekalahan. "Kalau pengeluaran uang selama kampanye dianggap sebagai zakat, bila kelak gagal mereka tetap waras, tidak stres lalu masuk rumah sakit jiwa," katanya kepada Antara.
Akan tetapi, papar Eko Budihardjo, ancaman gangguan kejiwaan bisa lebih serius bila pengeluaran uang selama masa pengenalan diri dan kampanye sebagai investasi yang harus berbuah keuntungan.
Para calon wakil rakyat, katanya, harus berpikir sehat bahwa mereka mencalonkan karena merasa sanggup mengemban amanah masyarakat. Ia mengingatkan, kalau mereka menganggap pengeluaran uang itu sebagai investasi, berarti mereka tidak amanah karena tidak siap menerima keputusan rakyat. "Anggap saja itu (biaya kampanye, red.) seperti zakat. Kalau tidak kembali, ikhlaskan saja," kata Eko yang gagal menjadi calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008.
KORAN PAK OLES/EDISI 173/16-30 APRIL 2009
Pertarungan antarcaleg dalam Pemilu 2009 memang menguras banyak uang, pikiran, dan tenaga para politikus, sehingga bila kelak gagal, berpotensi menimbulkan gangguan kejiwaan.
Namun, menurut mantan Rektor Undip Semarang dua periode itu, ancaman stres, depresi, skizofrenia, dan gangguan kejiwaan lainnya bisa dieliminasi bila mereka "legawa" atau berlapang dada menerima kekalahan. "Kalau pengeluaran uang selama kampanye dianggap sebagai zakat, bila kelak gagal mereka tetap waras, tidak stres lalu masuk rumah sakit jiwa," katanya kepada Antara.
Akan tetapi, papar Eko Budihardjo, ancaman gangguan kejiwaan bisa lebih serius bila pengeluaran uang selama masa pengenalan diri dan kampanye sebagai investasi yang harus berbuah keuntungan.
Para calon wakil rakyat, katanya, harus berpikir sehat bahwa mereka mencalonkan karena merasa sanggup mengemban amanah masyarakat. Ia mengingatkan, kalau mereka menganggap pengeluaran uang itu sebagai investasi, berarti mereka tidak amanah karena tidak siap menerima keputusan rakyat. "Anggap saja itu (biaya kampanye, red.) seperti zakat. Kalau tidak kembali, ikhlaskan saja," kata Eko yang gagal menjadi calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008.
KORAN PAK OLES/EDISI 173/16-30 APRIL 2009
0 komentar:
Posting Komentar