Home » » Kelestarian Budaya Jawa Tergantung Peran Generasi Tua

Kelestarian Budaya Jawa Tergantung Peran Generasi Tua

Kelestarian budaya Jawa tergantung peran dari generasi tua, sebab banyak generasi tua yang sudah tidak peduli dengan budaya Jawa. "Generasi tua saja sudah seperti itu, apalagi generasi muda," kata Ketua Yayasan Studi Budaya Jawa (YSBJ) Kanthil, Prof Soetomo WE, seperti dilansir ANTARA.
Ia mengatakan, kalau generasi tua aktif mengajarkan tentang keluhuran budaya Jawa, maka generasi muda pasti akan mengikuti dan melestarikannya. "Pemerintah, sebagai bagian dari generasi tua juga terkesan menganggap budaya sebagai bidang yang kalah penting dibandingkan dengan bidang yang lain, misalnya olahraga," kata dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPARI) Semarang tersebut.
Ia melihat terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara anggaran untuk kelestarian budaya dengan anggaran di bidang olahraga. Buktinya, kata Soetomo, anggaran yang diberikan untuk bidang olah raga mencapai sekitar Rp 22 miliar, sementara untuk pelestarian kebudayaan Jawa hanya mendapat alokasi dana Rp 50 juta per tahun. "Dengan anggaran hanya sebesar Rp 50 juta per tahun, upaya pelestarian kebudayaan Jawa tidak mungkin berjalan maksimal," tegasnya.
Ia mengaku, untuk sekali menyelenggarakan kegiatan minimal dibutuhkan dana sekitar Rp 5 juta, sehingga dengan dana Rp 50 juta, paling hanya cukup untuk menyelenggarakan kegiatan sekitar 10 kali. "Dengan menyelenggarakan kegiatan sebanyak 10 kali dalam setahun, rasanya sulit untuk mendukung pelestarian budaya Jawa," kata Soetomo.
Oleh karena itu, ia mengharapkan, pemerintah hendaknya ikut mendukung usaha pelestarian kebudayaan Jawa, salah satunya dengan mengalokasikan dana yang mencukupi. "Seandainya, kami diberikan anggaran sebesar Rp 22 miliar untuk dialokasikan di bidang budaya, setiap sekolah akan diupayakan memiliki perangkat gamelan dan tenaga pengajar yang berkualitas di bidang kebudayaan Jawa," katanya.
Sebab, lanjutnya, kendala lain di bidang ini adalah minimnya sarana serta banyak para guru yang kurang memahami budaya Jawa, sehingga bagaimana akan mengajarkan pada muridnya. "Sementara, untuk mengadakan sarana dan melatih para guru menguasai kebudayaan Jawa tentunya juga membutuhkan banyak dana," katanya.
Ia menambahkan, untuk membahas pelestarian budaya Jawa tersebut, pihaknya akan mengundang pemerhati budaya dari berbagai daerah di Jateng. "Rencananya, kami akan mengadakan pertemuan pada bulan Mei mendatang," katanya.
Pihaknya juga akan membentuk dewan penyelamat dan penjaga budaya yang bertugas merevitalisasi nilai-nilai budaya Jawa dan akan selalu pro aktif, misalnya, dengan mengusulkan hak paten batik Semarangan. "Kalaupun nanti upaya mematenkan batik Semarangan membutuhkan dana yang sangat besar, bisa dilakukan alternatif lain dengan menerapkan peraturan daerah (Perda) yang mengaturnya," kata Soetomo.
KORAN PAK OLES/EDISI 174/1-15 MEI 2009
Thanks for reading Kelestarian Budaya Jawa Tergantung Peran Generasi Tua

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar