SOSKSIOLOGI
Hidup ini adalah sebuah perjuangan yang harus dijalani dan dilakoni. Bahkan bila dipikir lebih ekstrim, hidup ini adalah sebuah perang, berperang setiap saat melawan diri sendiri, melawan kelemahan diri sendiri, memacu diri sendiri untuk terus berkarya dan berprestasi sampai akhir hayat. Tentu di dalam perjuangan atau pun perang diperlukan sebuah keputusan untuk memulai dan secara tekun menyelesaikan perang itu menjadi sebuah kemenangan, kalau tidak, pastilah kita menyerah di tengah jalan atau kalah. Sebenarnya kalah dan menang itu adalah sebuah proses, serangkaian latihan menuju sukses, yang secara bertahap sebagai suatu pelajaran kehidupan untuk menjadikan sesuatu yang dicita-citakan. Pelajaran itulah yang membedakan kita menjadi individu yang bersaing untuk menang atau individu yang tidak mau kalah. Individu yang bersaing untuk menang akan menunjukkan prestasi, sedangkan individu yang tidak mau kalah akan menunjukkan prestise. Ingat pepatah: adat juara berkalah menang, yang menegaskan suatu hal yang biasa dalam sebuah pertempuran. Justru yang tidak lumrah adalah mereka yang menyerah dalam pertempuran.
Salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah memiliki keyakinan, yaitu keyakinan terhadap kekuatan diri sendiri untuk bisa unggul dalam persaingan dan keyakinan terhadap kekuatan Yang Maha Kuasa, yang selalu bertindak sebagai Maha Penentu. Kalau diri sendiri tidak yakin untuk menang dalam pertandingan, mungkin kita perlu lebih banyak latihan atau mengubah pilihan jenis pertandingan yang diikuti. Kita juga harus bisa membedakan keyakinan dengan harapan. Keyakinan yang tinggi untuk menang sangatlah berbeda dengan harapan yang tinggi untuk menang. Keyakinan bersumber dari kemampuan, sedangkan harapan bersumber dari keinginan.
Lawan keyakinan adalah keragu-raguan. Orang yang yakin pasti tidak ragu-ragu, sedangkan orang yang ragu-ragu pasti tidak yakin. Dalam dunia yang serba kamuflase, kita sering terkecoh, karena orang yang ragu-ragu selalu ingin tampil meyakinkan dan orang yang yakin lebih sering suka tampil meragukan. Tapi di dalam hati hanya diri kita sendirilah yang bisa menjawab, apakah kita sebenarnya yakin atau ragu-ragu. Jika hati kecil kita menjawab yakin, maka kita mendapatkan kemungkinan untuk menang. Jika hati kecil kita menjawab ragu-ragu, maka kita hampir pasti kalah.
Saat Arjuna stres dan ragu memikirkan perang Bratayuda yang akan terjadi, dia tertunduk lesu di atas kereta perang. Satu nasehat Kresna menyadarkan keraguannya: “Jangan ragu. Bertempur dan kerjakan sekarang. Tugas seorang ksatria adalah bertempur. Kalah dan menang Aku yang mengatur, bukan urusanmu!” Jadi hanya dibutuhkan satu gebrakan, yaitu: yakin, lawan dan terus lawan sampai berhasil. Nyanyian keyakinan untuk menang dalam pasukan tempur Kamikaze patut menjadi contoh, “Jika kakimu putus bertandinglah dengan tanganmu. Jika tanganmu putus bertandinglah dengan gigimu. Jika nyawamu melayang, arwahmu siap mengancam anak keturunan musuhmu.” Artinya dengan modal keyakinan kita harus menggunakan segala sumber daya yang ada, sampai nyawa pun bisa dijadikan senjata pamungkas.
Seorang petinju yang ragu-ragu terlihat dalam tatapan matanya. Saat kedua jago tinju dihadapkan, petinju yang ragu-ragu selalu lebih dahulu menunduk atau memalingkan wajah. Penjudi yang berpengalaman sering menang karena menjagokan petinju yang memiliki tatapan mata yang lebih kuat. Petinju yang ragu-ragu hatinya ciut saat digertak lawan, hatinya bertanya, “Ronde keberapa gua mencium kanvas?” Sedangkan petinju yang yakin hatinya bertanya sambil tersenyum, “Masak sih pukulan lu hebat?”
Sewaktu remaja, teman saya pacarnya banyak. Semuanya dipacarin dengan serius dan rajin mengumbar janji. Di dalam hatinya dia sendiri masih ragu dengan siapa dia mau menikah. Dia memilih perempuan dengan metode statistik, semakin banyak sample, maka kemungkinan benar akan semakin tinggi. Untuk membuktikan janji dan cinta setianya yang gombal, dia juga melakukan sistim injeksi sperma secara acak. Siapa yang hamil duluan maka dialah jodohnya. Benar saja metode ini terbukti berhasil, dia sukses menghamili perempuan yang paling cantik, genit dan seksi. Walaupun dalam hatinya muncul keraguan untuk menikah tapi nasi sudah menjadi bubur, pesta perkawinan harus digelar, karena jabang bayi di dalam perut sudah menggeliat. Perkawinan bertahan selama lima tahun, walau penuh intrik, saling tuntut dan saling menyalahkan, akhirnya bahtera rumah tangga kandas di tengah jalan. Pelajaran yang dapat dipetik dari teman saya adalah dia telah melakukan sesuatu dalam keraguannya. Ternyata dia benar kalah.
Memutuskan sesuatu dibutuhkan intuisi yang tajam, karena data yang direkam oleh otak kiri tidak pernah lengkap sesuai kebutuhan. Informasi mengalir begitu cepat harus ditampung dan dicerna oleh otak kiri. Untuk membuat suatu keputusan yang tepat diperlukan ketajaman intuisi otak kanan yang bisa berpikir ke samping dan zigzag. Jika kita hanya berpikir menggunakan otak kiri, kita akan memutuskan sesuai data dan prosedur tanpa intuisi. Jika kita memutuskan hanya dengan otak kanan, maka keputusan hanya berdasarkan pawisik yang miskin data, yang juga mempunyai kemungkinan salah. Jika kita mengambil keputusan berdasarkan kerja otak kiri dan otak kanan, maka kemungkinan berhasil akan jauh lebih tinggi dari pada hanya menggunakan salah satu bagian otak saja. Ibarat komputer akan jauh bisa bekerja cepat dan tepat jika memakai dua prosesor daripada computer yang hanya bekerja dengan prosesor tunggal.
Albert Einstein menegaskan: “Imajinasi jauh lebih penting daripada pengetahuan.” Imajinasi dan intuisi adalah kerja dari otak kanan. Pengetahuan adalah segudang informasi yang berhasil direkam dan dianalisa oleh otak kiri. Jika pengetahuan dan imajinasi digabung, maka hasilnya merupakan suatu lompatan besar. Hal ini bisa dibuktikan dengan lahirnya produk dan teknologi yang mutahir di abad ke dua puluh, yang mungkin tidak bisa dibayangkan oleh generasi abad ke sembilan belas ke bawah.
Imajinasi tidak mungkin bisa berkembang di dalam pikiran orang yang ragu-ragu. Imajinasi lahir dari mereka yang berani.
Dalam perkembangan bangsa Amerika, tidak ada risiko yang tidak diperhitungkan. Para pencetus yang tak pernah gentar dengan beratnya tantangan, para ilmuwan yang tak pernah gentar dengan kebenaran, para wirausaha yang tidak pernah gentar dengan kegagalan, para pemimpi yang tak pernah gentar dalam tindakan.
Kita harus berani membayar perjuangan untuk maju. Tinggalkan keraguan dan pupuk disiplin, kemampuan dan percaya diri. Orang Amerika percaya bahwa tidak ada makan siang yang gratis. Semuanya membutuhkan biaya, semuanya membutuhkan investasi dan kerja keras untuk berhasil. Kesempatan untuk berhasil tidak datang dua kali. Jangan ragu dan buang kemalasan. Dale Carnegie berkata: “Raihlah kesempatan. Hidup ini adalah sebuah kesempatan. Orang yang terdepan adalah orang yang ingin berbuat dan punya keberanian. Perahu yang biasa-biasa saja tidak akan pernah jauh-jauh dari pantai.” Selamat berjuang dengan penuh keyakinan. Hidup hanya sekali, sesudah itu mati, maka haruslah diisi dengan prestasi. KPO/EDISI 132/2007
0 komentar:
Posting Komentar