Slow Food, Tanpa Suara Terompet
OLEH: BENY ULEANDER
Cahaya kuning kemerah-merahan muncul berpendar perlahan di ufuk timur. Suara jangkrik berpadu melodi dengan desis gemersik dedaunan pohon cemara pandak, cemara geseng dan markisa dihempas angin pagi yang membelah kesunyian. Udara dingin pebukitan berhembus menusuk kulit. Namun tidak menyurutkan langkah ratusan warga berarak menapak jalan menuju puncak Bukit Hexon sejak pukul 04.00 WITA. Pada wajah mereka yang polos tergurat kegembiraan menyambut mentari pagi yang siap menyinari 365 hari di tahun 2007.
Pesta tahun baru dirayakan masyarakat Dusun Tempek Lobong dan Desa Pegadungan di Bukit Hexon tanpa riuh denting lonceng, semarak kembang api dan bunyi terompet yang memekakkan telinga. Tahun baru 2007 didandani sederhana. Warga yang sehari-hari menggaruk tanah ladang berkumpul di ruang pertemuan tanpa dinding. Udara dingin disapa derai tawa, celoteh dan tutur lepas dalam suasana menanak nasi dan memasak sayuran organik.
Di tengah kegembiraan warga Kecamatan Sawan, Buleleng, hadir Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr alias Pak Oles didampingi Pimpinan Pak Oles Centre, Albert Kin Ose M, Kepala Pemasaran Pupuk Bokashi Kotaku, Kadek Suiartana dan Kepala Bengkel Pak Oles, Yunus Sugianto. Mereka menyambut matahari 2007 bersama Kepala Dusun Tempek Lobong, Made Yasa dan Koordinator Proyek Bukit Hexon Gede Eddy. Bukit Hexon adalah ekspresi kebangkitan warga desa pedalaman akan sentuhan pembangunan. Bukit Sandeh yang dulu sepi dari kunjungan manusia kini jadi pusat perhatian pecinta grass-track di Bali. Di punggung-punggung bukit, mulai ditanami sayur dan bunga, beternak unggas dan sapi. Ke depan, mereka bisa beternak lebah, burung hias dan kupu-kupu indah. Ini berkat kekuatan visi pemberdayaan desa yang mulai diretas.
Matahari yang merambat naik menerangi penghuni bumi jadi sumber inspirasi untuk mengukir karya besar dari tempat terpencil. ‘’Saya lama merenung di puncak Bukit Hexon soal masa depan bukit ini. Visi harus kuat untuk membangun Bukit Hexon. Harus ada produk yang lahir di bukit ini. Yang jelas, kawasan ini cocok untuk disulap juga sebagai tempat meditasi,’’ ujar Pak Oles. Sukacita tahun baru ditutup dengan santap bersama slow-food bukan fast-food yang digemari warga kota. Itulah kekhasan menyambut mentari 2007 di Bukit Hexon. Akankah Bukit Hexon kelak jadi ruang meditasi (retret rohani) bagi para peziarah hidup setiap orang?
OLEH: BENY ULEANDER
Cahaya kuning kemerah-merahan muncul berpendar perlahan di ufuk timur. Suara jangkrik berpadu melodi dengan desis gemersik dedaunan pohon cemara pandak, cemara geseng dan markisa dihempas angin pagi yang membelah kesunyian. Udara dingin pebukitan berhembus menusuk kulit. Namun tidak menyurutkan langkah ratusan warga berarak menapak jalan menuju puncak Bukit Hexon sejak pukul 04.00 WITA. Pada wajah mereka yang polos tergurat kegembiraan menyambut mentari pagi yang siap menyinari 365 hari di tahun 2007.
Pesta tahun baru dirayakan masyarakat Dusun Tempek Lobong dan Desa Pegadungan di Bukit Hexon tanpa riuh denting lonceng, semarak kembang api dan bunyi terompet yang memekakkan telinga. Tahun baru 2007 didandani sederhana. Warga yang sehari-hari menggaruk tanah ladang berkumpul di ruang pertemuan tanpa dinding. Udara dingin disapa derai tawa, celoteh dan tutur lepas dalam suasana menanak nasi dan memasak sayuran organik.
Di tengah kegembiraan warga Kecamatan Sawan, Buleleng, hadir Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr alias Pak Oles didampingi Pimpinan Pak Oles Centre, Albert Kin Ose M, Kepala Pemasaran Pupuk Bokashi Kotaku, Kadek Suiartana dan Kepala Bengkel Pak Oles, Yunus Sugianto. Mereka menyambut matahari 2007 bersama Kepala Dusun Tempek Lobong, Made Yasa dan Koordinator Proyek Bukit Hexon Gede Eddy. Bukit Hexon adalah ekspresi kebangkitan warga desa pedalaman akan sentuhan pembangunan. Bukit Sandeh yang dulu sepi dari kunjungan manusia kini jadi pusat perhatian pecinta grass-track di Bali. Di punggung-punggung bukit, mulai ditanami sayur dan bunga, beternak unggas dan sapi. Ke depan, mereka bisa beternak lebah, burung hias dan kupu-kupu indah. Ini berkat kekuatan visi pemberdayaan desa yang mulai diretas.
Matahari yang merambat naik menerangi penghuni bumi jadi sumber inspirasi untuk mengukir karya besar dari tempat terpencil. ‘’Saya lama merenung di puncak Bukit Hexon soal masa depan bukit ini. Visi harus kuat untuk membangun Bukit Hexon. Harus ada produk yang lahir di bukit ini. Yang jelas, kawasan ini cocok untuk disulap juga sebagai tempat meditasi,’’ ujar Pak Oles. Sukacita tahun baru ditutup dengan santap bersama slow-food bukan fast-food yang digemari warga kota. Itulah kekhasan menyambut mentari 2007 di Bukit Hexon. Akankah Bukit Hexon kelak jadi ruang meditasi (retret rohani) bagi para peziarah hidup setiap orang?


0 komentar:
Posting Komentar