Home » » Daging Lokal Masih Potensial

Daging Lokal Masih Potensial

OLEH:INDAH WULANDARI
hadni_wulan@yahoo.co.id
Transaksi perdagangan daging lokal sangatlah menggiurkan jika para pebisnis mengenal dan mempelajari seluk beluknya. Tata cara ekspor antarpulau dan antarnegara harus dikuasai agar tidak menimbulkan kerugian besar. Kualitas daging pun harus diperhatikan.
Diakui Bob Sadino, salah seorang eksportir daging lokal bahwa pembeli daging lokal amat potensial di luar negeri. Di antara 2500-an orang pelanggannya, 94% adalah ekspatriat. ‘’Modal bisnis ini adalah taste (rasa) dan keempukan daging,” tukas pengusaha gaek ini saat ditemui di Denpasar lalu. Ia menambahkan jika 80% pembeli berkantong tebal memperhatikan handling meat (proses pengolahan daging). Tak luput pula kualitas suhu, terutama bagaimana mengontrol temperatur yang cocok sehingga menghasilkan daging dengan tingkat keempukan sama seperti daging impor. Pemilik jaringan usaha daging olahan Kemfood dan supermarket Kemchick ini memastikan bahwa daging lokal Indonesia telah diterima pasar luar negeri dan pasar domestik. Salah satunya daging sapi lokal Bali. Daging jenis ini mempunyai kelebihan pada kadar lemak yang rendah.
Sayangnya pihak investor belum banyak yang berpaling pada sapi Bali. Kondisi serupa juga terjadi pada usaha pembibitan sapi dan ternak lokal lainnya. Kepala Barantan Ir Syukur Iwantoro, MS, MBA mengakui jika banyak pihak, terutama perbankan menilai bisnis pembibitan tersebut kurang kondusif karena ada ’persepsi high risk’ atau beresiko tinggi. ‘’Sekarang saatnya para pebisnis mulai mendekati pengelola perbankan dan harus meyakinkan mereka bahwa usaha pembibitan semudah bisnis perkebunan,” imbuhnya.
Proses legalisasi ekspor daging juga harus diperhatikan para pebisnis. Pengalaman pahit penolakan dan pemusnahan barang sering terjadi dan merugikan mereka. Bob Sadino menyarankan agar pebisnis harus mengikuti prosedur tindakan saat karantina dengan mematuhi prinsip dan aturan yang berlaku di masing-masing tempat tujuan pengiriman. Hal ini merupakan tindakan bijak agar lebih efisien di segi finansial. Namun, ia menyayangkan pula pada sikap arogansi petugas karantina yang langsung memusnahkan barang ekspor. Selain itu pihak Departemen Pertanian juga harus memonitor dan mengatur keseimbangan antara jumlah produksi dan devisa yang masuk dari sektor ternak. ‘’Agar kejayaan pasar sapi lokal dan jenis daging lainnya di era tahun 1960-an kembali,” pungkas Bob.
Thanks for reading Daging Lokal Masih Potensial

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

1 komentar:

  1. Salam Peternak! Om Bob, Saya pribadi optimis di mana sektor pembibitan ternak suatu saat akan menjadi raja di negeri ini, tentu dengan catatan perhatian diberikan pada sektor ini.Contoh kasus,greget Saya, kenapa Australia dan negara lainnya bisa dengan Organic Lamb dan kita tidak?Om, Kami peternak domba siap memproduksi ternak domba sebanyak-banyaknya,kiranya berkenan membuka pasarnya.www.dombagarut.blogspot.com

    BalasHapus