Home » » PLI 2008 Membuka Tabir Kearifan Budaya

PLI 2008 Membuka Tabir Kearifan Budaya

OLEH: AGUS SALAM
Bangsa Indonesia mempunyai kemajemukan budaya, agama dan adat istiadat yang kaya akan kearifan lingkungan hidup. Potensi itu dapat menjadi modal menjalankan pembangunan secara nasional. Kearifan lingkungan sudah dimiliki nenek moyang masyarakat Indonesia yang menyatu dalam etika dan norma kehidupan saat berinteraksi dengan alam.
Menteri Lingkungan Hidup, Ir Rachmat Witoelar pada seminar Lingkungan Hidup di Jakarta menyatakan, kekayaan bangsa akan kearifan lingkungan ini seyogyanya tidak hanya dipandang sebagai mozaik yang indah tetapi dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk menyelenggarakan pembangunan yang selaras dan harmoni dengan alam.
‘’Nenek moyang kita telah memperkenalkan kearifan tradisional ngais gunung atau nyabuk gunung dalam bercocok tanam di daerah pegunungan di Jawa Barat yang ternyata memiliki nilai etika dan norma dalam mencegah terjadinya longsor dan degradasi kesuburan lahan. Subak di Bali merupakan sistem pengairan yang memiliki nilai keadilan dan berkelanjutan. Sasi di Maluku mempunyai nilai kelestarian dan keberlanjutan ekosistem lingkungan, ditambah segudang kearifan lingkungan lain di Indonesia yang semuanya menunjukkan hubungan yang harmoni dengan alam,’’ katanya.
Dibalik kearifan lingkungan itu, terkandung makna esensial yang yang tersirat di dalam ajaran semua agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Kongfuchu. Itu semua sebagai sumber etika dan norma dalam berinteraksi dengan alam.
Sayangnya, kearifan lingkungan hidup kini sedang mengalami proses eliminasi yang ditandai dengan perubahan tatanan sosial, berkurangnya nilai kemanusiaan, berkurangnya kemandirian masyarakat, kemiskinan etika lingkungan sehingga menyebabkan terdegradasikannya sumberdaya alam dan lingkungan pendukung kehidupan manusia.
Pandangan rasional Antroposentris, kata Witoelar, hanya mengandalkan sains dan teknologi secara sepihak dalam memperlakukan alam untuk kepentingan hidup manusia, disisi lain telah terbukti membawa bencana lingkungan yang menyengsarakan manusia. ‘’Bencana-bencana lingkungan yang melanda Indonesia seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, meluapnya lumpur panas dan sebagainya dapat menjadi pelajaran dan peringatan kepada kita semua untuk berperilaku lebih arif terhadap alam,’’ katanya.
Terkait peringatan Hari Lingkungan Hidup, 5 Juni, Kementrian Lingkungan Hidup bekerja sama PT Antheus Indonesia mengadakan Pekan Lingkungan Indonesia (PLI) 2008.
Thanks for reading PLI 2008 Membuka Tabir Kearifan Budaya

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar