Home » » BEDAH BUKU: Kiat Melambungkan Multiple Intelligence Anak

BEDAH BUKU: Kiat Melambungkan Multiple Intelligence Anak

Judul : Panduan Praktis Mendidik Anak Cerdas Intelektual dan Emosional
Penulis : Widian Nur Indriyani
Penerbit : Logung Pustaka, Yogyakarta
Cetak : I, April 2008
Tebal : xii + 232 halaman
Peresensi : Ani Saidah *

Semua orangtua pasti mendambakan buah hatinya tumbuh cerdas dan meraih kesuksesan hidup. Tak hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan anak dalam mengukir masa depannya, tetapi kunci utamanya adalah mengembangkan kecerdasan majemuk (multiple intelligence) pada diri anak.
Kecerdasan majemuk merupakan berbagai jenis kecerdasan yang meliputi: verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat, presentasi, pidato, diskusi, dan tulisan). Logical-mathematical (kemampuan menggunakan logika matematik dalam memecahkan berbagai masalah). Visual-spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi). Bodily-kinesthetic (keterampilan gerak, menari, olah raga). Musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama). Intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri). Interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain). Naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Kecerdasan majemuk dipengaruhi dua faktor utama yang saling terkait, yakni faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus-menerus.
Orangtua yang cerdas, anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasannya sejak di dalam kandungan, masa bayi, dan balita. Tetapi walaupun orangtuanya cerdas jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal.
Menurut penulis ada tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan. Pertama, kebutuhan fisik biologis. Terutama pemenuhan gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan keterampilan fisik untuk aktivitas sehari-hari.
Kedua, kebutuhan emosi-kasih sayang (memengaruhi kecerdasan emosi serta inter dan intrapersonal), terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan, tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang.
Ketiga, stimulasi dini (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain), yang meliputi rangsangan terus-menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua sistem sensorik dan motorik (hlm 71).
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin di dalam kandungan, karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi, maka kecerdasan inter dan antarpersonal juga rendah. Bila stimulasi dan interaksi sehari-hari kurang bervariasi, maka perkembangan kecerdasan juga kurang.
Bagi calon orangtua, pemahaman tentang anak itu penting sejak masih dalam kandungan. Misalnya mengenai stimulasi dini, yaitu sebuah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indra (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan), merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan pikiran bayi dan balita.
Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan majemuk). Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, sampai menjelang tidur.
Penulis memaparkan bagaimana cara merangsang kecerdasan majemuk. Misalnya untuk merangsang kecerdasan verbal, ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang berbicara dan bercerita, nyanyikan lagu anak-anak dan sebagainya.
Sedangkan kecerdasan logika-matematik bisa melalui cara mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dan lain-lain. Kalau kecerdasan visual spatial dengan cara mengamati gambar, foto, merangkai, dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dan lain sebagainya.
Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan diatas satu garis berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan. Sedangkan dalam melatih kecerdasan musikal, dengan mndengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, serta mengikuti irama dan nada.
Dalam melatih kecerdasan emosi-interpersonal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerja sama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama, melalui buku, gambar, TV dan sebagainya. Dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang cerita merupakan bentuk-bentuk latihan kecerdasan emosi intra-personal.
Merangsang kecerdasn naturalis dengan cara menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dan seterusnya. Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi, maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang majemuk.
Selain cara mengembangkan kecerdasan di atas, karya yang ditulis Widian ini juga dilengkapi dengan cara mengembangkan kreativitas anak. Karena kreativitas dibutuhkan manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupannya. Kreativitas juga harus dikembangkan sejak dini. Banyak orangtua tidak menyadari bahwa sikap otoriternya pada anak akan mematikan kreativitas anak.
Kreativitas anak akan berkembang jika orangtua bersikap otoritatif (demokratik), yaitu mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, dan mendorong anak agar berani mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan anak, ketika ia akan mengungkapkan pikirannya, apalagi sampai mengancam atau menghukumnya kalau ia berbuat salah.
Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapai walaupun sekecil apapun. Buku setebal 232 halaman ini penting dibaca bagi semua orangtua, pendidik dan semua lapisan masyarakat pada umumnya, yang dapat dijadikan panduan berharga dalam mengasah multiple intelligence anak agar memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang sempurna.
*)Ani Saidah, Kepala Sekolah “Excellent Kids” Kota Malang.

Thanks for reading BEDAH BUKU: Kiat Melambungkan Multiple Intelligence Anak

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar