Home » » Percetakan, Usaha Yang Tetap Jadi Andalan

Percetakan, Usaha Yang Tetap Jadi Andalan

Oleh: Wayan Nita
Di tengah badai krisis yang melanda sebagian besar belahan bumi. Indonesia jadi salah satu negara yang terkena dampaknya. Tak pelak, semua sektor usaha terancam bangkrut. Termasuk pengusaha kecil dan menengah. Perekonomian bangsa jadi carut marut. Namun kala semua harga barang melonjak dan banyak perusahaan gulung tikar. Masih ada salah satu perusahaan kecil yang bisa bertahan.
Perusahaan itu menjual jasa percetakan dan produk daur ulang milik Ketut Widiada, SH. Tempat yang kecil tak menjadikan usaha percetakan dan daur ulang sepi order. Menurut Widiada, hampir setiap hari selalu ada pesanan datang. Meskipun semua harga barang naik, tapi kebutuhan jasa percetakan selalu ada. Entah itu untuk nota, kwitansi, kartu undangan maupun daftar menu restoran.
Kenaikan harga barang di pasaran tentu membuat Ketut Widiada mau tak mau menaikkan harga jasanya. Tapi, sebut Ketut Widiada, tak bisa sembarangan menaikkan harga jasa percetakan. Karena jika salah strategi pelanggan akan lari. Untuk itu, lanjutnya, perlu pendekatan lebih intensif dengan pelanggan. Agar terjalin komunikasi yang baik. tak hanya pelanggan dari dalam negeri saja. Pelanggan dari luar negeri juga tetap menggunakan jasa percetakan Suli Jaya milik Ketut Widiada. Sampai saat ini, sebut Ketut Widiada, penjualan masih lewat penawaran dari mulut ke mulut. Dan masih di seputaran Bali saja. Ketut Widiada ingin mengepakkan sayapnya lebih jauh lagi. “Untuk itu, saya sedang merancang untuk menjual jasa percetakan dan daur ulang lewat internet,” ungkap ayah dua anak ini.
Selain usaha percetakan, Ketut Widiada juga mengolah sisa kertas percetakan menjadi barang daur ulang. Pemanfaatan kertas sisa ini sangat membantu dalam mengolah limbah. Sebut Ketut Widiada, agar tak terbuang sia-sia dan hanya menjadi sampah. Produk olahan limbah kertas, ditangani Ketut Widiada menjadi barang berguna. Di antaranya, kotak tisu, kotak surat, tempat dupa, bingkai foto hingga cover kartu undangan dan souvenir pernikahan. Pelanggan dapat memesan barang daur ulang sesuai keinginan.
Bentuk dan ukuran barang daur ulang dapat dipesan. Juga untuk warna dan aksesoris pelengkap barang daur ulang. Sebagian besar permintaan barang daur ulang berisi tampilan yang natural. Pelanggan, lanjut Widiada, lebih senang pada penambahan aksesoris alami seperti rumput ilalang, kerang, jerami, daun-daunan kering hingga bunga. Permintaan barang daur ulang memang belum sebanyak jasa percetakan, karena selama ini yang terbanyak memesan barang daur ulang justru tamu asing.
Pangsa pasarnya, sebut Widiada, lebih membidik kelas menengah ke atas, karena selera mereka lebih menyukai hasil kreativitas dan ide yang unik. Pengerjaan yang rumit dan penuh kesabaran, namun hasilnya maksimal. Dari hasil usaha percetakan dan daur ulang, Widiada mampu meraup untung sampai Rp 9 juta dalam sebulan. “Berapapun hasilnya harus disyukuri meski pas-pasan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Yang penting bisa menutupi pengeluaran,” ujar Widiada yang membuka usaha di Jl Suli 58, Denpasar.
Thanks for reading Percetakan, Usaha Yang Tetap Jadi Andalan

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar