Home » » Bangun Fokus Dan Komitmen

Bangun Fokus Dan Komitmen

Oleh: Pak Oles
Sebenarnya hidup itu adalah perang, --perang dengan diri sendiri. Dalam kitab Dhammapada dijelaskan Sang Budha, musuh itu ada di dalam diri sendiri. Agar kita bisa mengalahkan musuh yang ada di luar diri, maka kita harus bisa mengalahkan musuh sejati kita, yaitu diri kita sendiri. Musuh di dalam diri itu sangat banyak seperti malas, ragu, takut, mabuk, sombong, marah dan iri hati.
Kalau mau lebih simpel berpikir, musuh-musuh yang ada di dalam diri tersebut bisa dijadikan satu jenis, yaitu keinginan yang tidak terkendali, atau pikiran yang tidak terkendali, atau terlalu besar keinginan dengan kemampuan. Itulah musuh kita. Kalu kita mau besar, mau sukses, mau menang dalam berbagai pertandingan, haruslah kita mampu mengalahkan diri sendiri terlebih dahulu. Mungkin untuk lebih gamblang perlu diberi contoh sederhana. Kalau ingin sehat, latihlah badan untuk mengikuti pola hidup sehat. Kalau ingin kaya, banyaklah bekerja yang menguntungkan dan rajin menabung. Kalau keluarga ingin sejahtera, sayangi keluarga dan terapkan disiplin diri. Kalau ingin berprestasi, teruslah berlatih dan berusaha memecahkan rekor. Kalau ingin hebat, terus tingkatkan ilmu dan pengalaman.
Dalam pepatah cina disebutkan, “kalau ayam berkokok ambillah pedang.” Artinya, kalau ingin jadi pendekar, haruslah disiplin latihan pedang dari pagi hari, ketika ayam pertama kali berkokok, sampai malam hari, setiap hari. Kalau kita berlatih asal-asalan, tidak disiplin, malas dan menganggap enteng, pastilah kita tidak akan pernah jadi pendekar. Atau kalau ingin memaksakan diri menjadi pendekar, pastilah babak belur kalau bertanding, bahkan usus bisa terburai.
Dari mana asalnya disiplin seseorang? Dari kemampuan mengalahkan dirinya sendiri. Kalau diri sendiri tidak bisa dikalahkan, apalagi orang lain. Pasti tidak bisa. Bangun pagi adalah disiplin melawan ngantuk. Kerja keras adalah disiplin melawan malas. Terus belajar adalah disiplin melawan kebodohan. Pola hidup sehat adalah disiplin melawan penyakit. Prestasi adalah disiplin melawan kemapanan. Cinta keluarga adalah disiplin melawan keruntuhan rumah tangga.
Seseorang bisa berdisiplin karena fokus dan komitmen. Orang yang tidak fokus akan kehilangan arah. Orang yang tidak berkomitmen akan lemah. Fokus berarti bertindak sesuai tujuan. Komitmen berarti bertindak menyelesaikan tujuan. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang harus ada untuk mencapai tujuan. Fokus adalah gen sukses, yang bisa hidup karena dilatih. Bagaimana cara melatihnya? Kerjakan hal-hal kecil secara bertahap. Majulah selangkah-demi selangkah menuju seribu langkah dengan menatap ke depan, tanpa menoleh.
Dalam latihan meditasi Budha zen di Jepang, jika seorang murid meditasi tidak fokus, mungkin dia menoleh, mengantuk, menggaruk, atau menggerakkan anggota badan, maka sang guru datang sambil memberi hormat dari samping, kemudian dia memukulkan tongkatnya ke punggung murid dengan cukup keras. Jeder...! Selanjutnya sang guru memberi hormat dan ngeloyor pergi, sambil mencari-cari mangsa murid yang tidak fokus. Latihan ini sangat berguna untuk melatih fokus. Dalam kehidupan kerja dan rumah tangga mungkin surat teguran, mutasi, dijewer istri, atau berurusan dengan yang berwajib, adalah rambu-rambu yang memperingatkan kita agar tetap fokus. Kalau rambu-rambu ditabrak terus, pasti fokus tidak terjaga dan tujuan pasti tidak tercapai.
Pada 1990, Donald Trump- pengusaha real estat terkaya di dunia-mabuk karena kesuksesannya. Keberhasilannya disanjung-sanjung dan diulas oleh Business Week. Setelah itu dia kehilangan fokus untuk bekerja keras dan kehilangan kewaspadaannya. Dia mirip seorang petarung yang selalu memenangkan pertarungan. Dia menjadi tidak serius bertarung, tidak berlatih keras, tidak fokus, karena yakin selalu menang.
Selang beberapa tahun, bisnisnya ambruk, hutangnya 900 juta dolar US. Dia tidak bangkrut, cuma sengsara luar biasa. Keadaannya lebih miskin dari gembel, karena hutangnya segunung. Dia mengetahui kesalahannya. Dia kembali fokus dan disiplin, tegar dan percaya diri. Dia belum menyatakan dirinya bangkrut, hutangnya dinegosiasi dengan bank agar bisa diulur pembayarannya, proyek mangkrak diselesaikan, piutang-piutang ditagih, efisiensi di segala bidang, karyawan malas dipecat, gaya hidup boros dibuang, proyek-proyek untung digenjot.
Semua kembali dikerjakan dengan fokus. Dalam waktu sepuluh tahun, dia kembali meraih kejayaannya dalam bisnis real estat, menjadi orang terkaya di dunia. Pelajaran yang dapat ditarik adalah, bahwa orang yang tidak fokus pasti bangkrut. Bahkan, Donald Trump dengan tegas menulis, bahwa siapa yang anda nikahi berdampak besar terhadap kemampuan anda berfokus. Dia memberi contoh kejatuhan prestasi Andre Agassi (petenis dunia) terjadi setelah dia menikah dengan Brooke Shields (Bintang film). Setelah Andre Agassi menceraikan Brooke Shield dan menikahi Steffi Graf (Petenis dunia), prestasi Andre melejit kembali menjadi juara dunia. Walaupun Brooke dan Steffi sama-sama cantik dan mungkin juga goyangannya sama-sama menjepit, Brooke merusak fokus, sedangkan Steffi menguatkan fokus Andre.
Banyak karyawan yang dipecat, perusahaan yang bangkrut atau rumah tangga yang berantakan gara-gara kehilangan fokus. Fokus yang hilang disebabkan karena dari awalnya sudah tidak fokus, atau karena terlena dalam keberhasilan. Orang yang terlena akan tertidur, lupa daratan dan akan ketinggalan kereta. Mungkin dia akan sadar saat kedinginan atau kelaparan. Atau mungkin juga tidak mau sadar, karena kenikmatannya hidup dalam alam fantasi.
Dalam setiap usaha, masalah pasti ada, yang siap hadir tanpa permisi. Organisasi yang tanpa masalah, kemungkinan besar organisasi itu sudah mati. Masalah adalah guru yang mengharuskan kita belajar untuk lulus menyelesaikan masalah. Kalau masalah datang bertubi-tubi tanpa bisa menyelesaikannya, berarti kita sedang tertimpa bencana. Artinya, orang yang tidak fokus akan mengalami bencana. Sedangkan orang yang fokus akan mampu menyelesaikan masalah, bahkan dia bisa mengubah masalah menjadi emas. Karena masalah adalah guru yang siap membuat murid pandai.
Fokus itu ada dalam pikiran. Jangan biarkan pikiran kita bercabang-cabang. Fokuskan pikiran untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas. Jika kita telah berhasil menyelesaikan satu pekerjaan sampai tuntas, maka pikiran yang fokus dan terlatih bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan sampai tuntas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Seorang pemimpin harus fokus, karena dia bisa mendelegasikan pekerjaannya kepada banyak orang dan bisa mengambil keputusan dengan tepat dan cepat.
Dalam kearifan jawa disebutkan bahwa, kita harus bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tata, titi, titis, tatas. Setiap pekerjaan harus bisa dikerjakan dengan tertata, disiplin, terencana dan terprogram (tata). Setiap pekerjaan harus bisa dilakukan dengan teliti, detil, jelas (titi). Setiap pekerjaan harus bisa dilakukan dengan fokus, tepat, cepat (titis). Setiap pekerjaan harus bisa dilakukan sampai berhasil, sukses, tuntas (tatas). Hanya mereka yang bisa mengalahkan dirinya sendiri bisa memenangkan perang, bisa menyelesaikan tugas dengan baik, bisa berhasil dan sukses.
KPO/EDISI 153/JUNI 2008
Thanks for reading Bangun Fokus Dan Komitmen

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar