Home » » Menambang Dollar Dari Sandal Lukis

Menambang Dollar Dari Sandal Lukis

Oleh: Heni Kurniawati
Daya beli masyarakat kecil dan menengah, apalagi mereka yang terkategori miskin, baik dipacu pemiskinan maupun kemiskinan sebelum dan sesudah penetapan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) kian tergencet. Selain karena rendahnya pendapatan riil maupun dijepit lonjakan harga berbagai kebutuhan hidup. Pada kondisi yang serba tergencet dan terjepit seperti sekarang, masih tetap mengalir mata air penghasilan, buah kreativitas, keberanian dan kejelian membaca peluang pasar kehidupan yang sangat kompetitif ini.
WH Shoes, sebuah industri kerajinan sandal lukis merupakan salah satu dari jutaan unit usaha kecil yang rutin menambang lembaran dollar setiap bulan. Sandal lukis, buah kreavitas seorang Ketut Jaya Sugita, misalnya, bertahan hidup karena fokus membidik potensi dan kemauan pasar luar negeri. Amerika, Kanada, Australia dan sejumlah negara Eropa justru rutin mengorder dengan alat bayar berupa dollar dan euro. Di Indonesia, Sugita melirik kota Jakarta sebagai salah satu pintu pasar yang tetap terbuka lebar.
Sandal lukis karya Sugita itu dapat ditemui di rumah produksi, Jl Gunung Cemara Gg Batok VIII/67 Denpasar, Bandara Ngurah Rai dan Ubud, Gianyar. Nilai ekspor ke luar negeri mencapai 80%. Atau sekitar 200 sampai 1000 pasang sandal lukis yang diorder setiap bulan. Sisa orderan sekitar 20% datang dari permintaan lokal atau sejumlah 200-300 pasang sandal lukis dalam sebulan.
”Pasar yang dominan kami bidik adalah pasar ekspor ke negara Amerika, Kanada dan Australia sebanyak 80 persen dan sisanya untuk lokal. Saya memilih lebih untuk mengekspor hasil karya ini karena saya tidak ingin ide tersebut ditiru. Untuk itu lebih banyak melayani pasar ekspor,” kata Sugita.
Motif atau corak warna, tetap diupayakan untuk yang sangat alami. Itu semua bisa berupa bunga dan kupu-kupu yang lebih mudah untuk memancing selera kaum perempuan. Mereka biasanya lebih menyukai warna natural dan motif gambar bunga secara detail.
Bahan sandal lukis terbuat layaknya sandal biasa yakni dari kayu, kulit dan karet. Yang dapat membedakan, sandal karya Jaya Sugita dibubuhi lukisan tangan. Sandal-sandal lukis tersebut dapat didesain 10 karyawan selama lima hari untuk 100 pasang. Harga per pasang, sebut Jaya, untuk pasar lokal berkisar Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu. Harga grosir untuk ekspor dibandrol dari Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu. Itupun kalau minimal order 100 pasang.
Ragam tekanan pasar akibat kian meningginya harga BBM di dalam negeri dan minyak mentah di luar negeri, memaksa Jaya Sugita untuk melakukan langkah-langkah efisiensi dengan mengurangi jumlah produksi. Strategi itu diambil guna menutupi biaya operasional. Meski begitu, Sugita enggan mengurangi bahan baku karena akan berimbas pada kualitas produk. “Kualitas untuk produk ekspor sangat penting. Masyarakat luar cenderung melihat kualitas suatu barang daripada harga. Agar bisa menutupi biaya produksi, kami lebih memilih mengurangi jumlah produksi atau margin. Selama ini langkah tersebut sangat efisien untuk menutupi beban biaya operasional,” ujar Sugita.
Thanks for reading Menambang Dollar Dari Sandal Lukis

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar