OLEH: Albert Kin Ose M
Ibarat seorang yang sedang menderita sakit, buku setebal 52 halaman yang terwajah dalam Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan ini, mengungkap detail bibit-bibit penyakit yang diderita seorang-seorang. Ibarat seorang petinju di atas ring, buku ini langsung merobohkan sang penantang (pembaca) di ronde pertama pada meni-menit awal.
Semua itu dipaparkan secara detail pada ‘’Hancurkan Dulu 100 Faktor Pembebas Diri’’. Di dalamnya, pembaca ditantang untuk bercermin diri dengan jujur tentang siapa aku ini dan apa penyakit aku. Dan ibarat seorang dokter, selain sebisa mungkin mendiagnosa penyakit para pasien, juga mampu menawarkan obat yang lumayan mujarab. Itulah kekuatan pikiran yang ditawarkan penulis seraya memberi peneguhan tentang pentingnya pemusatan pikiran untuk mengembangkan ide-ide kreatif.
Ide-ide kreatif tersebut dapat tersemai melalui pikiran bawah sadar, yang kadang sangat sulit diterima secara logika karena sering tidak masuk akal. Penting diamini, pikiran bawah sadar tetap bekerja secara tidak masuk akal dengan hasil, yang juga tidak masuk akal. Agar bisa masuk akal, harus dikerahkan kekuatan diri seutuhnya dalam bilik-bilik Silentium Magnum, --penyerahan diri melalui doa dan harapan yang dibalut Keyakinan setiap individu.
Buku Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan merupakan pembedahan, pembelahan dan peringkasan terpadat dari Keseimbangan dan Keberanian alias Semberani. Jadi, penulis coba memadatkan petualangan ke-Semberani-annya untuk berbagi kepada para pengikutnya agar secara swadaya mampu menjadi generasi bermental baja, berkepribadian lentur, seimbang dan disiplin tinggi sehingga mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa.
Membangun mental anak bangsa melalui buku, memang gampang-gampang susah. Susah karena tidak semua generasi bangsa yang bermental kutu buku dan mampu membeli sebuah buku. Namun, buku ini dapat membangkitkan semangat terbaru dengan menumbuhkan kekuatan pikiran dan kekuatan pernapasan dalam diri setiap pembaca; yang bermental etos kerja, -- seseorang yang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan selalu memiliki karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar.
Hasilnya dapat berbuah kerja keras, kerja disiplin, kerja teliti, kerja tekun, kerja terintegritas, kerja rasional, kerja bertanggung jawab yang dipupuk keyakinan, komitmen dan penghayatan yang bertepi ke paradigma tertentu; kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah ibadah. Di sini, seseorang dapat menjalani proses menjadi manusia pekerja yang positif, kreatif dan produktif di ruang-ruang kerja, bukan tetap berada dalam menara gading sebuah wacana.
Pada serpihan reflektif apresiasi buku ini, izinkan saya meminjam delapan pemikiran Jansen Hulman Sinamo yang bersubyek Aku dalam buku Ethos 21 tentang Etos Kerja itu. Etos Pertama, Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur. Etos Kedua, Kerja adalah Amanah; Aku Bekerja Benar Penuh Tanggung jawab. Etos Ketiga, Kerja adalah Panggilan; Aku Bekerja Tuntas Penuh Integritas.
Etos Keempat, Kerja adalah Aktualisasi; Aku Bekerja Keras Penuh Semangat. Etos Kelima, Kerja adalah Ibadah; Aku Bekerja Serius Penuh Pengabdian. Etos Keenam, Kerja adalah Seni; Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas. Etos Ketujuh, Kerja adalah Kehormatan; Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan dan Etos kedelapan, Kerja adalah Pelayanan; Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan hati. Akhirnya, kita sebagai kaum pesiarah ulung di setiap lingkungan kerja dapat memacu semangat untuk bekerja dengan hati, jiwa, pikiran dan dengan penuh kekuatan.
(Catatan Reflektif dan apresiatif terhadap peluncuran buku Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan karya Pak Oles)
Ibarat seorang yang sedang menderita sakit, buku setebal 52 halaman yang terwajah dalam Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan ini, mengungkap detail bibit-bibit penyakit yang diderita seorang-seorang. Ibarat seorang petinju di atas ring, buku ini langsung merobohkan sang penantang (pembaca) di ronde pertama pada meni-menit awal.
Semua itu dipaparkan secara detail pada ‘’Hancurkan Dulu 100 Faktor Pembebas Diri’’. Di dalamnya, pembaca ditantang untuk bercermin diri dengan jujur tentang siapa aku ini dan apa penyakit aku. Dan ibarat seorang dokter, selain sebisa mungkin mendiagnosa penyakit para pasien, juga mampu menawarkan obat yang lumayan mujarab. Itulah kekuatan pikiran yang ditawarkan penulis seraya memberi peneguhan tentang pentingnya pemusatan pikiran untuk mengembangkan ide-ide kreatif.
Ide-ide kreatif tersebut dapat tersemai melalui pikiran bawah sadar, yang kadang sangat sulit diterima secara logika karena sering tidak masuk akal. Penting diamini, pikiran bawah sadar tetap bekerja secara tidak masuk akal dengan hasil, yang juga tidak masuk akal. Agar bisa masuk akal, harus dikerahkan kekuatan diri seutuhnya dalam bilik-bilik Silentium Magnum, --penyerahan diri melalui doa dan harapan yang dibalut Keyakinan setiap individu.
Buku Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan merupakan pembedahan, pembelahan dan peringkasan terpadat dari Keseimbangan dan Keberanian alias Semberani. Jadi, penulis coba memadatkan petualangan ke-Semberani-annya untuk berbagi kepada para pengikutnya agar secara swadaya mampu menjadi generasi bermental baja, berkepribadian lentur, seimbang dan disiplin tinggi sehingga mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa.
Membangun mental anak bangsa melalui buku, memang gampang-gampang susah. Susah karena tidak semua generasi bangsa yang bermental kutu buku dan mampu membeli sebuah buku. Namun, buku ini dapat membangkitkan semangat terbaru dengan menumbuhkan kekuatan pikiran dan kekuatan pernapasan dalam diri setiap pembaca; yang bermental etos kerja, -- seseorang yang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan selalu memiliki karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar.
Hasilnya dapat berbuah kerja keras, kerja disiplin, kerja teliti, kerja tekun, kerja terintegritas, kerja rasional, kerja bertanggung jawab yang dipupuk keyakinan, komitmen dan penghayatan yang bertepi ke paradigma tertentu; kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah ibadah. Di sini, seseorang dapat menjalani proses menjadi manusia pekerja yang positif, kreatif dan produktif di ruang-ruang kerja, bukan tetap berada dalam menara gading sebuah wacana.
Pada serpihan reflektif apresiasi buku ini, izinkan saya meminjam delapan pemikiran Jansen Hulman Sinamo yang bersubyek Aku dalam buku Ethos 21 tentang Etos Kerja itu. Etos Pertama, Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur. Etos Kedua, Kerja adalah Amanah; Aku Bekerja Benar Penuh Tanggung jawab. Etos Ketiga, Kerja adalah Panggilan; Aku Bekerja Tuntas Penuh Integritas.
Etos Keempat, Kerja adalah Aktualisasi; Aku Bekerja Keras Penuh Semangat. Etos Kelima, Kerja adalah Ibadah; Aku Bekerja Serius Penuh Pengabdian. Etos Keenam, Kerja adalah Seni; Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas. Etos Ketujuh, Kerja adalah Kehormatan; Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan dan Etos kedelapan, Kerja adalah Pelayanan; Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan hati. Akhirnya, kita sebagai kaum pesiarah ulung di setiap lingkungan kerja dapat memacu semangat untuk bekerja dengan hati, jiwa, pikiran dan dengan penuh kekuatan.
(Catatan Reflektif dan apresiatif terhadap peluncuran buku Dalil Ilmu, Pikiran & Pernapasan karya Pak Oles)


0 komentar:
Posting Komentar