Pelatihan IPSA Angkatan 138
OLEH: INDAH WULANDARI
Peserta Pelatihan IPSA angkatan 138 kali ini sedikit istimewa. 13 orang peserta ini dari rombongan PT PLN (Persero). Namun, mereka berasal dari Jakarta dan Papua. Jauh-jauh hari mereka sudah mendengarkan berbagai pengalaman menarik dari para rekannya yang mengikuti pelatihan.
Pelatihan yang berlangsung tanggal 16-22 Juni lalu ini ternyata membawa sebuah pengalaman mengasyikkan dan bermanfaat bagi seluruh peserta. Materi yang disampaikan para trainer berpengalaman seperti Ir IG Ketut Riksa dan Ir Nyoman Darma Asmara terbukti membuka wawasan baru tentang teknologi EM (effective microorganisms) dan pertanian organik, baik teori maupun praktek. Mulyono, peserta dari PLN Wilayah Papua Cab. Sorong mengakui teknologi EM sangat diperlukan untuk perbaikan kondisi lingkungan yang mulai rusak. Sayangnya di Papua produk varian EM kurang promosi walaupun di beberapa toko pertanian sudah menjualnya. Secara aplikatif, peserta lain dari PLN Cab. Fak-Fak, Fatah Iha akan mencoba membuat pupuk organik dari bahan yang tersedia di alam Papua. ‘’Yang utama kita memberikan contoh dulu di rumah kita sendiri agar orang lain tertarik untuk mencobanya pula,” jelasnya.
Di hari terakhir, rombongan coba pijat dan panas Bokashi Teraphy di Usadha Pak Oles. Mereka merasakan khasiat terapi ini setelah berendam 20 menit. ‘’Kram kaki yang sering saya alami agak berkurang,” jelas ibu Fatah Iha. Ia berharap terapi ini bisa dirasakan pula masyarakat Papua tanpa perlu jauh-jauh ke Bali.
OLEH: INDAH WULANDARI
Peserta Pelatihan IPSA angkatan 138 kali ini sedikit istimewa. 13 orang peserta ini dari rombongan PT PLN (Persero). Namun, mereka berasal dari Jakarta dan Papua. Jauh-jauh hari mereka sudah mendengarkan berbagai pengalaman menarik dari para rekannya yang mengikuti pelatihan.
Pelatihan yang berlangsung tanggal 16-22 Juni lalu ini ternyata membawa sebuah pengalaman mengasyikkan dan bermanfaat bagi seluruh peserta. Materi yang disampaikan para trainer berpengalaman seperti Ir IG Ketut Riksa dan Ir Nyoman Darma Asmara terbukti membuka wawasan baru tentang teknologi EM (effective microorganisms) dan pertanian organik, baik teori maupun praktek. Mulyono, peserta dari PLN Wilayah Papua Cab. Sorong mengakui teknologi EM sangat diperlukan untuk perbaikan kondisi lingkungan yang mulai rusak. Sayangnya di Papua produk varian EM kurang promosi walaupun di beberapa toko pertanian sudah menjualnya. Secara aplikatif, peserta lain dari PLN Cab. Fak-Fak, Fatah Iha akan mencoba membuat pupuk organik dari bahan yang tersedia di alam Papua. ‘’Yang utama kita memberikan contoh dulu di rumah kita sendiri agar orang lain tertarik untuk mencobanya pula,” jelasnya.
Di hari terakhir, rombongan coba pijat dan panas Bokashi Teraphy di Usadha Pak Oles. Mereka merasakan khasiat terapi ini setelah berendam 20 menit. ‘’Kram kaki yang sering saya alami agak berkurang,” jelas ibu Fatah Iha. Ia berharap terapi ini bisa dirasakan pula masyarakat Papua tanpa perlu jauh-jauh ke Bali.
0 komentar:
Posting Komentar