Oleh: Wayan Nita
Sektor pertanian merupakan bagian terpenting dari suatu keutuhan sebuah daerah. Bila pertanian tidak berkembang, jelas pemenuhan kebutuhan pangan bisa hilang. Tapi jika dari sektor selain pertanian berkembang, masih bisa ditutupi. Seperti Bali, sudah hilang sektor pertanian. Seiring perkembangan pembangunan pariwisata, sawah dan ladang di Bali terbengkalai. Pun dengan sektor industri kecil yang kurang dilirik pemerintah. Demikian pemaparan Dr Ir I Nyoman Rai, MS, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian UNUD.
Sebenarnya masih banyak tanah pertanian, perkebunan dan ladang di Bali. Hanya, sebut Nyoman Rai, tidak banyak pihak yang konsen dan serius mengembangkan dunia pertanian. Pengembangan seputar pertanian Bali masih sekedar wacana. Pemilik lahan sendiri enggan memanfaatkan karena tergencet kebutuhan ekonomi dan pembangunan gedung bertingkat, biasnya, menjual lahan jadi solusi dini yang paling ngejos. “Apalagi banyak generasi mudah yang kurang berminat bekerja menjadi seorang petani,” keluh Nyoman Rai.
Padahal jika pertanianBali dikembangkan dan diolah dengan baik. Akan memberikan kontribusi positif pada masyarakat bali khususnya dan Indonesia umumnya. Masalahnya sekarang adalah pada kurangnya lembaga penyuluhan, pengetahuan petani pada teknologi pertanian modern sangat rendah. Sektor pemasaran yang tidak tertata rapi dan juga masalah lahan produksi yang tersebar. Menurut Nyoman Rai yang juga dosen Fisiologi/Hortikultura, jika lahan pertanian terkonsen pada satu tempat dengan satu produk unggulan. Tentu semua masalah pertanian dapat teratasi. Dan menjadikan sektor pertanian Bali kembali hidup.
Kerja sama semua pihak dibutuhkan sekarang ini. Perlu ada konsep one village, one product seperti yang diutarakan Nyoman Rai agar mudah untuk diawasi dan diberikan penyuluhan. Tenaga penyuluh dan pengawas hanya konsen pada satu daerah dengan satu produk. Sehingga setiap ada masalah pada produk pertanian lebih cepat mencari jalan keluar. Pangsa pasar pun akan menjadi lebih jelas. Bisa bekerja sama dengan hotel untuk memenuhi kebutuhan sayuran dan buah. Produksi hasil pertanian yang telah siap panen langsung disetor ke hotel.
Selain pertanian di Bali menjadi lebih baik, produk tanaman lokal bisa digunakan sebagai acuan ikon produk unggulanBali . ‘’Jangan seperti sekarang, produk luar malah lebih banyak mendominasi pasar Bali. Seperti jeruk Bali yang kini sudah kehilangan pasaran,’’ ujarnya.
Menurut Nyoman Rai, upaya kerja sama petani dan hotel pernah dirintis meski tidak berjalan sesuai harapan hanya karena faktor komunikasi. Kadang petani tidak bisa memenuhi standar hotel, baik untuk ukuran, berat, bentuk maupun rasa. Sedangkan pihak hotel menginginkan pemenuhan dalam waktu cepat dan tepat. Bila koordinasi lintas sektor ini diatasi, akan tumbuh kesadaran untuk mencintai pertanian.
Sektor pertanian merupakan bagian terpenting dari suatu keutuhan sebuah daerah. Bila pertanian tidak berkembang, jelas pemenuhan kebutuhan pangan bisa hilang. Tapi jika dari sektor selain pertanian berkembang, masih bisa ditutupi. Seperti Bali, sudah hilang sektor pertanian. Seiring perkembangan pembangunan pariwisata, sawah dan ladang di Bali terbengkalai. Pun dengan sektor industri kecil yang kurang dilirik pemerintah. Demikian pemaparan Dr Ir I Nyoman Rai, MS, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian UNUD.
Sebenarnya masih banyak tanah pertanian, perkebunan dan ladang di Bali. Hanya, sebut Nyoman Rai, tidak banyak pihak yang konsen dan serius mengembangkan dunia pertanian. Pengembangan seputar pertanian Bali masih sekedar wacana. Pemilik lahan sendiri enggan memanfaatkan karena tergencet kebutuhan ekonomi dan pembangunan gedung bertingkat, biasnya, menjual lahan jadi solusi dini yang paling ngejos. “Apalagi banyak generasi mudah yang kurang berminat bekerja menjadi seorang petani,” keluh Nyoman Rai.
Padahal jika pertanian
Kerja sama semua pihak dibutuhkan sekarang ini. Perlu ada konsep one village, one product seperti yang diutarakan Nyoman Rai agar mudah untuk diawasi dan diberikan penyuluhan. Tenaga penyuluh dan pengawas hanya konsen pada satu daerah dengan satu produk. Sehingga setiap ada masalah pada produk pertanian lebih cepat mencari jalan keluar. Pangsa pasar pun akan menjadi lebih jelas. Bisa bekerja sama dengan hotel untuk memenuhi kebutuhan sayuran dan buah. Produksi hasil pertanian yang telah siap panen langsung disetor ke hotel.
Selain pertanian di Bali menjadi lebih baik, produk tanaman lokal bisa digunakan sebagai acuan ikon produk unggulan
Menurut Nyoman Rai, upaya kerja sama petani dan hotel pernah dirintis meski tidak berjalan sesuai harapan hanya karena faktor komunikasi. Kadang petani tidak bisa memenuhi standar hotel, baik untuk ukuran, berat, bentuk maupun rasa. Sedangkan pihak hotel menginginkan pemenuhan dalam waktu cepat dan tepat. Bila koordinasi lintas sektor ini diatasi, akan tumbuh kesadaran untuk mencintai pertanian.
0 komentar:
Posting Komentar