Home » » Pasutri Asal Medan Belajar EM4 Di Bali

Pasutri Asal Medan Belajar EM4 Di Bali

Oleh: Wayan Nita
Hari itu, Selasa, 6 Mei 2008. Peserta pelatihan IPSA sedang berjalan-jalan di kebun tanaman obat milik Pak Oles di Jl Pulau Roti, Denpasar. Mereka ternyata pasangan suami istri (Pasutri) dan seorang karyawan. Sembari berjalan perlahan, mereka tertegun menyaksikan begitu mekar dan suburnya tanaman-tanaman obat yang sudah sejak lama dikembangkan Pak Oles.
Sesekali, mereka langsung bertanya kepada salah seorang Instruktur Pelatihan IPSA, Ir Nyoman Darma Asmara. Dari tatapan mata mereka, tampak jelas kekaguman akan kiprah yang dirintis IPSA Bali di bawah kendali seorang Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr. Banyak pertanyaan seputar tanaman dan manfaatnya serentak terucap.
Pasutri itu adalah Drs Rachmat Hutagalung, Msi, dan Ir Roslila Sitompul dari Tanjungsari, Medan, Sumatera Utara. Menurut Roslila, mereka tertarik mengikuti pelatihan di IPSA Bali untuk mengetahui teknologi EM dan belajar pertanian organik. Pasca pelatihan itu, sebut Roslila, siap diaplikasikan sendiri dan ditularkan kepada masyarakat sekitar. ’’Pelatihan ini sangat menguntungkan. Untuk itu kami datang berdua agar lebih mudah mengaplikasikan kelak. Apalagi kami memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 300 ha dan sudah dirintis sejak lima tahun lalu,’’ jelas Roslila.
Selain itu, pasutri yang sudah pensiun ini punya kolam ikan dan ternak kambing. Materi yang ditawarkan para instruktur, sangat tepat terutama soal pembuatan pupuk dengan teknologi EM. Kotoran ternak yang selama ini dibuang bisa dimanfaatkan untuk dibuat pupuk. Ditambah bahan baku organik yang mudah dijumpai di sekitar tempat tinggal. Pupuknya bisa digunakan untuk memupuk tanaman kelapa sawit. Kandang kambing tidak bau karena disemprot pakai EM. “Dengan teknologi EM, saya bisa menggunakan untuk peternakan kambing, kolam dan kebun. Pasti hasilnya akan lebih besar dari menggunakan obat-obatan kimia,” ungkap Rachmat diamini Roslila.
Tak beda dengan Wahyu Eka Putra, karyawan swasta (PT Bitan Kimia Nusantara Tbk) ini mengaku mengikuti pelatihan karena ingin membuka bisnis tanaman hias. Tanaman hias sangat menguntungkan apalagi di kota besar seperti Jakarta. Tentu, budidaya tanaman hias tidak bisa di Jakarta dan harus dipilih tempat yang sejuk dan banyak lahan kosong.
Dari pelatihan ini didapatkan pengetahuan tentang pengolahan limbah dengan teknologi EM. Sangat cocok diterapkan di Jakarta yang sudah banyak tercemar lingkungannya. “Penggunaan teknologi EM bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena bebas dari residu kimia sehingga aman bagi lingkungan,” ujar Wahyu.
Thanks for reading Pasutri Asal Medan Belajar EM4 Di Bali

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar