Oleh: Wayan Nita
Peserta pelatihan di IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam) Bengk
el, Buleleng selalu bertambah. Belum ini ini, tujuh peserta pelatihan mengunjungi kebun percontohan Pak Oles di Jl Pulau Roti Denpasar. Peserta pelatihan Angkatan ke-134 itu berasal dari Lombok Barat, NTB dan Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, jawa Tengah. Peserta dari Lombok Barat yaitu H Muktasim Billah, S.Sos, SE, Utaman Rifki, SP, Lalu Zamhroni Handi, SP, M Ibrahim dan AA Gede Ekara Putra, SE sedangkan dari Magelang, Ir Bambang Sartono.
Meski dari berbaga
i daerah, tujuan mereka untuk belajar teknologi EM yang diterapkan ke segala bidang, antara lain pertanian dan pengolahan limbah.
Menurut Muktasim Billah, peserta dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa bidang Teknologi Tepat Guna NTB, pupuk organik perlu dikembangkan di Lombok. Untuk itu, Muktasim bersama beberapa kelompok masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan kaum muda produktif mengikuti pelatihan yang rutin digelar IPSA Bali itu.
Selama pelatihan, sebut Muktasim, mereka menerima banyak pengeta
huan praktis yang disampaikan para instruktur. Menurut Muktasim, pengolahan limbah organik sangat bermanfaat karena menggunakan bahan dasar yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan. Cukup dengan campuran EM4 maka limbah sudah dapat dijadikan pupuk.
Sedangkan Kadis Pertanian Magelang, Ir Bambang Sartono mengikuti pelatihan di IPSA Bali untuk mengembangkan agrowisata organik di Jawa Tengah. ‘’Kami ingin mengembangkan tanaman agrowisata di Jawa Tengah. Pengolahan limbah dengan teknologi EM itu,’’ kata Sartono.
Selain itu, EM4 diharapkan dapat mengatasi masalah lingkungan di Magelang. Materi dan hal-hal praktis dari pelatihan ini, sebut Sartono, dapat disebarkan kepada para petani dan masyarakat luas di Magelang. “Kami selaku pemerintah dari dinas pertanian wajib mengangkat pertanian organik ini demi mendukung kepedulian terhadap pemanasan global,” ujar Sartono yang juga pandai mengembangkan kultur jaringan tanaman langka di Magelang.
Peserta pelatihan di IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam) Bengk
el, Buleleng selalu bertambah. Belum ini ini, tujuh peserta pelatihan mengunjungi kebun percontohan Pak Oles di Jl Pulau Roti Denpasar. Peserta pelatihan Angkatan ke-134 itu berasal dari Lombok Barat, NTB dan Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, jawa Tengah. Peserta dari Lombok Barat yaitu H Muktasim Billah, S.Sos, SE, Utaman Rifki, SP, Lalu Zamhroni Handi, SP, M Ibrahim dan AA Gede Ekara Putra, SE sedangkan dari Magelang, Ir Bambang Sartono. Meski dari berbaga
i daerah, tujuan mereka untuk belajar teknologi EM yang diterapkan ke segala bidang, antara lain pertanian dan pengolahan limbah.Menurut Muktasim Billah, peserta dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa bidang Teknologi Tepat Guna NTB, pupuk organik perlu dikembangkan di Lombok. Untuk itu, Muktasim bersama beberapa kelompok masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan kaum muda produktif mengikuti pelatihan yang rutin digelar IPSA Bali itu.
Selama pelatihan, sebut Muktasim, mereka menerima banyak pengeta
huan praktis yang disampaikan para instruktur. Menurut Muktasim, pengolahan limbah organik sangat bermanfaat karena menggunakan bahan dasar yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan. Cukup dengan campuran EM4 maka limbah sudah dapat dijadikan pupuk.Sedangkan Kadis Pertanian Magelang, Ir Bambang Sartono mengikuti pelatihan di IPSA Bali untuk mengembangkan agrowisata organik di Jawa Tengah. ‘’Kami ingin mengembangkan tanaman agrowisata di Jawa Tengah. Pengolahan limbah dengan teknologi EM itu,’’ kata Sartono.
Selain itu, EM4 diharapkan dapat mengatasi masalah lingkungan di Magelang. Materi dan hal-hal praktis dari pelatihan ini, sebut Sartono, dapat disebarkan kepada para petani dan masyarakat luas di Magelang. “Kami selaku pemerintah dari dinas pertanian wajib mengangkat pertanian organik ini demi mendukung kepedulian terhadap pemanasan global,” ujar Sartono yang juga pandai mengembangkan kultur jaringan tanaman langka di Magelang.
0 komentar:
Posting Komentar