OLEH : AGUS SALAM
Bantara Budaya kembali menyajikan konfigurasi seni grafis terkini, walau tentunya berada di luar arus percaturan seni rupaIndonesia
Sedang pameran ini menampilkan karya-karya pemenang Trienal Seni Grafis Indonesia, yakni tahun 2003 dan 2006 yang diadakan di Bantara Budaya dan karya
para pengrafis yang dipandang memiliki kosistensi dan komitmen tinggi. Pameran seni grafis kali ini dirancang oleh Bantara Budaya agar bisa dinilai sebagai upaya terus menerus menjaga stamina perkembangan seni grafis di Indonesia
Para seniman tersebut adalah Agus Prasetyo, Agus Yulianto, Sri Maryanto, Arief Eko Saputro, AC Abdre Tanama, Syahrizal Pahlevi, Agung Kurniawan, Haryadi Suadi, Setiawan Bahana dan Tisna Sanjaya.
Pameran ini sekurangnya akan merepresentasikan sejumlah fenomena kebudayaan populer. Pencitraan baik ikon, metafora, simbol-simbol direproduksi bertujuan memenuhi kepentingan ekonomis, politik maupun ideologi. Selain itu pameran ini dibayangkan akan sanggup merefleksikan potensi-potensi seni grafis (sebagai salah satu teknik reproduksi citraan yang tertua) di tengah budaya kontemporer.
Kurator Aminudin TH Siregar mengatakan, pameran ini layak dipandang sebagai survei, membaca konfigurasi terkini dari seni grafis karena dimunculkan karya pengrafis berbagai zaman. ’’Aspek kekinian di dalam karya-karya para pengrafis itu, tidak saja melalui pencapaian teknik cetak prima atau tema-tema aktual, namun menyasar pula pada konsistensi menghadapi kekinian mereka di tengah kepungan atau dominasi seni rupa lainnya. Hemat saya hal ini jauh lebih signifikan untuk dijadikan variabel pokok penilaian,’’ ungkap Aminudin Siregar yang juga dosen seni rupa.
Seni grafis, lanjut Aminuddin Siregar, tampaknya akan selalu menarik untuk dibicarakan. Bukan saja karena jenis seni ini dikembangkan tersendat-sendat, tetapi lebih karena sulitnya orang memahaminya secara utuh.
Setelah pamaran ini dibuka, apresiasi masyarakat tentang seni grafis ini sangat tinggi. ‘’Ada
Agus Presetyo, selain berkarya pada seni grafis juga melukis.’’Seni grafis lebih rumit dan proses agak lama, namun untuk saya berkarya menurut kata hati dan tak mau terbuai dengan persoalan yang lagi tren,’’ imbuh Agus.
Bantara Budaya kembali menyajikan konfigurasi seni grafis terkini, walau tentunya berada di luar arus percaturan seni rupa
Sedang pameran ini menampilkan karya-karya pemenang Trienal Seni Grafis Indonesia, yakni tahun 2003 dan 2006 yang diadakan di Bantara Budaya dan karya
para pengrafis yang dipandang memiliki kosistensi dan komitmen tinggi. Pameran seni grafis kali ini dirancang oleh Bantara Budaya agar bisa dinilai sebagai upaya terus menerus menjaga stamina perkembangan seni grafis di Para seniman tersebut adalah Agus Prasetyo, Agus Yulianto, Sri Maryanto, Arief Eko Saputro, AC Abdre Tanama, Syahrizal Pahlevi, Agung Kurniawan, Haryadi Suadi, Setiawan Bahana dan Tisna Sanjaya.
Pameran ini sekurangnya akan merepresentasikan sejumlah fenomena kebudayaan populer. Pencitraan baik ikon, metafora, simbol-simbol direproduksi bertujuan memenuhi kepentingan ekonomis, politik maupun ideologi. Selain itu pameran ini dibayangkan akan sanggup merefleksikan potensi-potensi seni grafis (sebagai salah satu teknik reproduksi citraan yang tertua) di tengah budaya kontemporer.
Kurator Aminudin TH Siregar mengatakan, pameran ini layak dipandang sebagai survei, membaca konfigurasi terkini dari seni grafis karena dimunculkan karya pengrafis berbagai zaman. ’’Aspek kekinian di dalam karya-karya para pengrafis itu, tidak saja melalui pencapaian teknik cetak prima atau tema-tema aktual, namun menyasar pula pada konsistensi menghadapi kekinian mereka di tengah kepungan atau dominasi seni rupa lainnya. Hemat saya hal ini jauh lebih signifikan untuk dijadikan variabel pokok penilaian,’’ ungkap Aminudin Siregar yang juga dosen seni rupa.
Seni grafis, lanjut Aminuddin Siregar, tampaknya akan selalu menarik untuk dibicarakan. Bukan saja karena jenis seni ini dikembangkan tersendat-sendat, tetapi lebih karena sulitnya orang memahaminya secara utuh.
Setelah pamaran ini dibuka, apresiasi masyarakat tentang seni grafis ini sangat tinggi. ‘’
Agus Presetyo, selain berkarya pada seni grafis juga melukis.’’Seni grafis lebih rumit dan proses agak lama, namun untuk saya berkarya menurut kata hati dan tak mau terbuai dengan persoalan yang lagi tren,’’ imbuh Agus.
0 komentar:
Posting Komentar